“Tokyo Godfathers” Menularkan Kehangatan pada Hati yang Beku
Masih dalam edisi mendalami filmografi dari Satoshi Kon, kami memutuskan untuk mengulas sebuah film arahannya yang dirilis pada tahun 2003 berjudul “Tokyo Godfathers”. Diadaptasi secara bebas dari novel Peter B. Kyne berjudul “Three Godfathers”, film ini menceritakan petualangan tiga orang dengan latar belakang berbeda yang dipertemukan oleh nasib yang naas. Gin adalah seorang laki-laki paruh baya yang telah menggelandang karena ditinggalkan keluarganya. Hana adalah seorang waria yang terpaksa tinggal di jalanan setelah sang kekasih meninggal dunia tanpa memberikan peninggalan sepeser pun. Sedangkan Miyuki adalah seorang remaja yang kabur dari rumah setelah bertengkar dengan keluarganya. Trio yang terlihat sangat aneh ini bertahan hidup dari satu pembagian makanan gratis ke acara amal lainnya. Mereka bahkan tidak sungkan lagi untuk memungut makanan sisa supermarket yang telah dibuang ke tempat sampah. Ketiganya seringkali berdebat tentang masalah kecil, hingga menjadi pertengkaran yang melibatkan fisik. Suatu hari ketika mereka bertengkar di tumpukan barang bekas saat malam Natal, mereka menemukan seorang bayi yang ditinggalkan oleh orangtuanya.
Sontak, insting wanita dari Hana mendorongnya untuk memungut bayi malang tersebut. Dua orang lainnya bersikeras untuk mengembalikan bayi tersebut ke pihak berwajib sebelum mereka harus menanggung satu nyawa lagi dengan keadaan yang sangat tidak memungkinkan. Satoshi Kon menceritakan kisah ini tepat pada hari Natal sehingga tiga orang tersebut dianalogikan sebagai tiga orang majus dari timur yang menemukan bayi Kristus di sebuah kandang ternak. Tiga perangai berbeda dengan kompleksitas latar belakang mereka, membawa dinamika bagi upaya trio tersebut untuk mengembalikan sang bayi pada ibu. Penonton dibawa pada petualangan dengan berbagai twist dan anekdot yang lucu, hangat, sekaligus miris. Lewat film ini, unsur realitas kehidupan yang kejam diceritakan dengan bumbu-bumbu drama yang ringan ala animasi Jepang. “Tokyo Godfathers” juga menunjukkan sisi humoris dari diri Satoshi Kon sebagai penulis cerita dan membuktikan bahwa ia mampu menarasikan drama komedi yang menyentuh. Sebuha kisah hangat yang patut ditonton oleh keluarga saat momen berkumpul bersama.