Single Negative Instalasi Seni Ramah Lingkungan di Tulungagung
Proses pengkaryaan instalasi seni “Single Negative”
“Single Negative”, Instalasi Seni Ramah Lingkungan di Tulungagung

[TULUNGAGUNG] Memanfaatkan ruang terbuka dan berbagai bahan dari alam semesta, kolektif seni multi disiplin Gulung Tukar bekerja sama dengan Wisnu Ajitama dan Muntoha Tris Subekti, dua seniman dari Pandai Ruang Studio, Yogyakarta menciptakan sebuah karya bertajuk “Single Negative”. Proses instalasi ini dapat disaksikan oleh khalayak dan para pecinta seni di hari Sabtu, 11 Desember 2021 di kawasan Tumpak Esis, Candi Dadi, Desa Wajakkidul, Tulungagung. Diawali pada pukul 6 pagi sampai 3 sore, instalasi seni diikuti oleh sekitar 20 orang peserta yang juga termasuk warga lokal. Beberapa di antaranya adalah Candi Dadi Learning Center, Pokdarwis Gunung Cilik, komunitas Geo Green Park, pemerintah desa Wajakkidul, dan tokoh masyarakat sekitar. Uniknya lagi, para penonton tidak hanya menyaksikan namun terlibat aktif dalam pembangunan instalasi seni tersebut. 

“Single Negative” dipilih karena karya instalasi tersebut berdiri di atas hutan yang merupakan negative space dan berupa satu instalasi tunggal yang tidak terhubung dengan apapun selain pohon jomblo yang ada di Tumpak Esis. Instalasi ini dibentuk menyerupai batang pohon yang berlubang. Berawal dari kerangka, ranting dan akar pohon dibentuk jalin menjalin sehingga menciptakan struktur kokoh nan estetis. Wisnu selaku salah satu seniman penggagas mengungkapkan bahwa ia terinspirasi dari kawasan Candi Dadi saat mendapatkan ide untuk menyusun instalasi “Single Negative” ini. “Alasan saya memilih kawasan Candi Dadi karena ada sejarah besar yang tumbuh dan mengakar di sana. Selain itu, masyarakat juga merespon dengan baik,” ungkap Wisnu. Ia yang awalnya melakukan residensi terkait dalam rangkaian acara Jatim Biennale IX menaruh perhatian pada lokasi ini.

Single Negative Instalasi Seni Ramah Lingkungan di Tulungagung
Instalasi seni yang sudah terbentuk

Sebagai upaya menjalin hubungan baik dengan masyarakat, Wisnu dan pengurus Gulung Tukar juga mengajak warga serta komunitas di sekitar kawasan untuk turut serta. Salah satu komunitas yang diajak adalah Candi Dadi Learning Center. Menurut Fikri dari Candi Dadi Learning Center, masyarakat di sekitar kawasan Candi Dadi juga sedang berupaya membangun kembali kepercayaan publik pada wisata di sekitar kawasan tersebut. “Masyarakat merespon baik program ini dan ini sesuai juga dengan program-program yang akan dihidupkan kembali di daerah Candi Dadi karena ternyata kawasan ini menyimpan banyak potensi” tandasnya. “Harapannya kegiatan ini bisa menjadi pemantik bagi kegiatan-kegiatan serupa untuk mengaktivasi kembali situs-situs penting di Tulungagung. Bahwasanya untuk menciptakan ekosistem seni yang setara, dapat dimulai dari menggandeng masyarakat sebagai subjek laku seninya,” pungkas Benny dan Radatul dari Gulung Tukar. Kamu bisa menyimak aktivitas seni terbaru dari kolektif ini di rangkaian Biennale Jatim IX melalui media sosial @jatimbiennale atau @gulungtukar

(Editor: Novita Widia/Dokumentasi: Gulung Tukar)