Lintang Kertoamiprodjoe CSI Vol.1CSI Vol.1 : Membedah  Lintang Kertoamiprodjoe alias Sikepalazebra

CSI yang satu ini bukan judul serial TV Amerika Serikat, melainkan singkatan dari Creative Sharing & Investigation di mana tim The Display menemui insan-insan (bukan seekor sapi) kreatif di berbagai kota untuk membedah asal-usul mereka, mengetahui seberapa besar passion mereka terhadap hal yang mereka tekuni serta tips dan trik untuk bertahan di industri kreatif. Dalam edisi perdana ini, tim The Display di Malang menemui seorang pemuda yang sering dikira hewan karena memiliki username Instagram yang cukup unik yakni @sikepalazebra. Pria yang bernama beken Lintang Kertoamiprodjoe ini telah lama beredar di skena kreatif kota Malang dengan berbagai peran, mulai dari dekorator, gigs creator, desainer grafis, hingga artis kolase. Karya-karyanya bisa dilihat di berbagai acara seni kota Malang mulai dari gigs kecil di sebuah café yang hangat hingga panggung festival musik dengan ribuan penonton. Sambil menyeduh es kopi di Ha8itat Café & Library dan menyulut sebatang rokok, Lintang bercerita banyak hal yang membuat kami berpikir untuk lebih menikmati dan mengartikan hidup, simak obrolan kami !

The Display (TDP) : Halo Mas Lintang / Sikepalazebra, apakah ada filosofi di balik nama unik ini?
Lintang : Aku akan mengajak kamu berimajinasi, bayangkan kamu sedang berada di padang rumput di Afrika sana, dan kamu adalah salah satu dari koloni zebra yang sedang melintas untuk mencari tempat makan yang baru. Karena kebiasaan zebra adalah hewan itu selalu berpindah  dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari padang rumput yang baru. Dari sekoloni zebra yang berkumpul dan berpindah pindah tempat tadi, selalu ada satu leader atau satu kepala yang memimpin zebra-zebra itu, sama halnya dengan saat aku membuat suatu karya dan orang lain mengikuti, mereka akan hidup dari apa yang mereka lakukan dan temui dari karya itu, jadi kepala zebra menurutku mempunyai suatu filosofi yang sangat dalam selain dari warna hitam dan putih.

TDP : Asal mas lintang dari mana sih kalo boleh tau, kok sekarang bisa tinggal di Malang, apa bisa diceritakan kisah hidupnya ?
Lintang : Jadi waktu kecil hidupku berpindah-pindah aku pernah tinggal di Jakarta, Bogor tapi asal keluarga ku dari Jogja. Banyak orang yang bilang kalau Jogja merupakan kota kesenian tapi menurutku kita tinggal di mana pun seni itu selalu ada, karena seni menurutku selalu mengalir dan sifat nya cair dan mengisi ruang, jadi aku tidak membatasi diri ku pada sebuah ruang apa pun bentuk nya. Tapi aku memutuskan untuk memilih tempat yang membuatku merasa nyaman untuk tinggal karena dulu juga banyak kenangan masa kecil disini. Tapi aku memiliki tujuan 10 tahun mendatang untuk pindah ke Eropa mungkin di Jerman.

Lintang Kertoamiprodjoe CSI Vol.1
Karya kolase @sikepalazebra

TDP : Apakah mas lintang ada latar belakang seni dari keluarga atau pernah mengambil studi mengenai seni sebelumnya ?
Lintang : Kebetulan ibuku adalah seorang musisi, pada sekitar tahun 60’an beliau mempunyai girlband dan beliau seorang pemain bass, sewaktu aku kecil aku selalu mendengarkan ibuku bermain alat musik dan beliau selalu menjadi kurator seni buat aku. Jadi jika aku membuat suatu karya ibu ku menjadi orang pertama yang menilai karya ku, jadi semua menurun dari ibuku, dari seni visual dan musik yang aku dengarkan. Kita punya kebiasaan setiap sore ibuku membuat kopi dan teh di meja bulat untuk dinikmati sembari berdansa bersama enam anjing kesayangan kita sambil mendengarkan Ricky Nelson, musisi kesukaan beliau. Makanya nama depanku ada Ricky-nya karena ibuku sangat menyukai Ricky Nelson. Itulah yang membuat ku untuk selalu ingat pada apa yang sudah diajarkan beliau tentang dunia seni dan tentang menikmati hidup, hampir semua aspek memang terinspirasi dari ibuku. Aku juga sempat mengambil studi DKV di Universitas Negeri Malang tetapi berhenti di jalan karena ada kendala faktor keluarga, tetapi aku menetapkan untuk masih berada di dunia visual tetapi dengan caraku sendiri.

TDP : Selain kolase yang saya ketahui, apa lagi yg mas lintang gemari dalam bidang seni ?
Lintang :  Menurutku dunia seni itu luas tidak hanya seni visual, aku bukan musisi tetapi aku selalu membuat acara musik, dan juga  literasi seperti acara  Malang Zine Fair kemarin, semua itu ternyata mempunyai benang merah yang sama, karena ketika kamu bisa membuat musik kamu harus mencari orang untuk mem-visualkan itu menjadi sebuah karya nyata, menurutku semua itu memiliki korelasi. Jadi setiap acara yang aku buat selalu menggabungkan itu semua.

Lintang Kertoamiprodjoe CSI Vol.1
Karya kolase @sikepalazebra

TDP : Kenapa mas lintang lebih memilih cara seperti itu, apakah kolase merupakan style yg nyaman utnuk mas lintang lakukan?
Lintang :  Aku dulu pernah bekerja kantoran dan aku memutuskan untuk berhenti. Ketika aku berhenti artinya aku bertanggung jawab kepada diriku, dan mencari cara agar aku masih bisa survive, akhirnya aku memutuskan untuk bekerja dengan cara cara ku sendiri, aku berkarya dengan caraku sendiri dengan aturan yang buat sendiri. Ketika aku bekerja sama dengan orang-orang pemerintahan sekalipun, mereka harus mengikuti aturan yang aku buat, dan sejauh ini sih cukup efektif. Tetapi aku juga harus menyeimbangkan antara idealis yang aku punya dan realistis yang aku hadapi.

TDP : Apakah seni kolase tersebut masih dapat menyesuaikan trend terbaru sekarang ?
Lintang :  Seni kolase sudah ada dari dulu dan pergerakan nya stabil  dan belakangan ini seni kolase mulai berkembang lagi. Karena ternyata setiap orang bisa menggambar tetapi  tidak semua orang bisa  mengolah gambar itu menjadi sesuatu, dari kecil aku selalu suka menggambar, tapi ternyata aku tidak sadar kalau aku sering memotong motong gambar dan membuat sebuah kolase, jadi kolase yang aku buat sesuai dengan apa yang aku suka dan temui yang ada di sekitarku, aku menggabungkan banyak unsur tetapi ada beberapa unsuru yang selalu aku masukan kedalam ilustrasi kolaseku, salah satunya ada ikan, bunga, obyek dan ada sesuatu yang sifatnya surrealis. Aku memasukan unsur-unsur itu karena aku merasa diri ku adalah ikan sebelum aku menjadi zebra dan sebelum seperti sekarang aku menjadi manusia.

TDP : Kenapa ikan ?
Lintang : Aku merasa ikan adalah makhluk yang lembut sekali, dia bisa berenang bebas dan dia bisa menyesuaikan dirinya dalam keadaan apa pun, dia sangat lembut sekali tetapi juga rapuh, seperti aku… hahahahahahaha….

TDP : Apakah ada metode tersendiri untuk melakukan kolase ala Mas Lintang ?
Lintang : Basic kolase memang selalu ada, tetapi ketika aku melakukan workshop kolase aku  hanya mengajarkan orang orang basic dan tekinik kolase itu sendiri tetapi aku selalu membebaskan orang untuk membangun karakter dari kolase mereka sendiri. Jadi apa yang mereka buat akan menjadi kolase dari karakter pribadi mereka sendiri.  Jika aku mengajarkan kolase dengan karakter ku itu sama hal nya dengan  aku mengajak orang untuk menjadi “Lintang” jadi aku lebih mengajarkan untuk membangun karakter dari kolase yang mereka buat, karena karakter kolase itu merupakan karakter dari orang yang membuatnya.

Lintang Kertoamiprodjoe CSI Vol.1TDP : Menurut Mas Lintang, inspirasi itu sebuah mitos atau memang perlu ada?
Lintang : Kalau menurutku inspirasi itu memang selalu ada,  dia hidup dari lingkungan  kamu temui sehari hari, jadi ketika aku membuat sesuatu  memang terinspirasi dari apa yang ada di sekitarku.  Aku suka setiap pagi berkebun, memasak, menyalakan dupa dan apa pun yang aku lakukan bisa menjadi inspirasi buat aku. Tetapi jika bicara inspirasi mengenai artist yang lain aku sangat jarang memiliki inspirasi tersebut, karena mereka adalah bagian dari hidupku tetapi aku tidak memilih untuk menjadi seperti mereka. Tidak ada panutan atau sosok artist yang aku sukai kecuali ibuku.

TDP : Apakah sejauh ini ada pengalaman buruk dengan client, apa bisa ceritakan ?
Lintang : Derita dari visual artist atau illustrator, ada beberapa orang yang tidak mengapresiasi sebuah karya.  Jika kita bicara komersil ketika kita menjual sebuah karya selalu di tawar dengan harga yang murah, tetapi sejauh ini aku bisa menjual karyaku kepada orang orang yang bisa mengapresiasi karya yang aku buat. Tetapi jika ada seorang teman yang membutuhkan karyaku, jika maksud dan tujuannya bisa ku terima, tanpa dibayar pun aku tidak masalah.

TDP : Apakah ada pesan untuk para pekerja seni di luar sana?
Lintang : Kamu adalah kamu, yang akan di hargai orang apapun kamu. Jadi intinya adalah buat siapapun jika kamu akan menajdi diri kamu sendiri apapun karakter kamu, kamu akan dihargai orang. Untuk para pekerja seni jangan ragu untuk memunculkan karakter kamu, lakukan apa yang kamu sukai lakukan terus menerus, dan itu akan membuat orang menghargai karyamu.

Interviewer: Putra Vibrananda/Editor: Novita Widia