Menyelipkan Isu Lingkungan Lewat “Aquavitae: The Seadog”
JAKARTA – Setelah memukau dengan permainan cahaya di “Celestial Sorrow” yang merupakan pertunjukan kolaborasi dengan Goethe Institut, kali ini Komunitas Salihara mempersembahkan kolaborasi mutakhirnya dengan Institut Francais d’Indonesie alias IFI. Pementasan yang hadir selama dua hari di akhir pekan yakni tanggal 21 – 22 September 2019 disambut meriah oleh para penonton yang sudah antusias untuk menyaksikan teater boneka “Aquavitae: The Seadog”. Narasi teater ini diawali oleh isu kerusakan lingkungan laut dan pentingnya kesadaran kita sebagai manusia penguasa alam semesta. Teater boneka asal Prancis tersebut menyajikan karya yang bercerita tentang kehidupan di dalam laut dan fakta-fakta keadaan laut dari beberapa tahun lalu hingga saat ini. Tema yang diangkat terkesan cukup serius, namun isu lingkungan tersebut dikemas lewat boneka-boneka yang lucu dan menggemaskan.
Teater boneka ini mengangkat mitos dewi laut yang dikenal dengan sebutan Medusa melalui karakter Gorgon, ubur-ubur, dan dialog dengan Anjing Laut. Pertunjukan yang digarap oleh Marine Midy bersama 3 temannya merupakan ‘underwater art’ yang menggabungkan teater, boneka, video dan fotografi. Aquavitae menggunakan dua plot yang terjadi saat bersamaan. Plot pertama melalui proyeksi video yang menampilkan kondisi di atas maupun di bawah air. Plot kedua berupa naskah nyata di atas panggung. Selain itu, gestur tubuh para dalang melengkapi kesempurnaan pertunjukan. Mereka mampu menyajikan karya durasi 1 jam tanpa rasa bosan. Bekerja sama dengan Mo’ong Santoso Pribadi dari Indonesia sebagai pemain musik, pertunjukan ini semakin indah dinikmati. Ia menciptakan alat musik yang dibuat secara khusus untuk pertunjukan Aquavitae ini. Pesan yang ingin disampaikan tidak terasa membekas di memori para penonton, dan kami rasa penonton anak-anak pun juga akan menikmati pertunjukan ini. Pertunjukan berikutnya bisa kamu simak di www.salihara.org dan pantau terus linimasa The Display!
Reporter: Fransisca Hana/Editor: Novita Widia
Dokumentasi: Komunitas Salihara/Witjak Widhi Cahya