Review: Film “Demon Slayer the Movie: Mugen Train” Hadirkan Pengorbanan Dramatis
Mendengar judul film “Demon Slayer the Movie: Mugen Train” atau juga dikenal sebagai “Kimetsu No Yaiba the Movie” mungkin belum terlalu familiar bagi penonton yang kurang menyelami budaya populer Jepang. Namun, film animasi yang diadaptasi dari manga/komik berjudul sama ini menurut kami memiliki daya tarik yang bahkan bisa menjerat mereka yang sebelumnya tidak menikmati animasi atau komik Jepang. Mampu memecahkan rekor sebagai film animasi dengan pendapatan tertinggi di Jepang yang bahkan mengalahkan “Spirited Away” dari Studio Ghibli, tidak salah apabila kami menempatkan ekspektasi cukup tinggi pada film ini. Dalam acara special screening yang digelar di Epicentrum XXI, Jakarta kemarin (4/1), ada beberapa suguhan cosplay serta sambutan dari pihak-pihak sponsor perilisan film “Demon Slayer the Movie: Mugen Train” di Indonesia. Menginjak pukul 18.00 WIB, gedung bioskop mulai memasukkan para undangan dan awak media dengan protokol kesehatan yang ketat untuk menikmati film berdurasi kurang lebih 2 jam tersebut.
Oh ya, sebelum menonton filmnya di layar lebar kami sarankan kamu menghabiskan 1 season serial animasi “Demon Slayer” terlebih dahulu atau membaca sinopsis singkat. Disebabkan film ini merupakan kelanjutan dari serial tersebut dan adegan dimulai tepat saat serial berakhir. “Demon Slayer” menceritakan seorang remaja bernama Tanjirou yang hidup di era Taisho Jepang yang tinggal di kaki gunung. Kehilangan sang ayah, Tanjirou harus menghidupi ibu dan keempat adiknya dengan berjualan batu bara ke kota. Sekembalinya dari kota, ternyata semua anggota keluarganya ditemukan tercabik-cabik dan mati, kecuali sang adik Nezuko yang justru berubah menjadi setan. Ingin mengembalikan sang adik sebagai manusia dan membalas dendam atas kematian keluarganya, Tanjirou berniat untuk bergabung dalam Demon Slayer (Korps Pembasmi Setan)/Kimetsu no Yaiba. Tidak disangka, misi-misi Tanjirou membawanya, Nezuko, dan teman-teman seperjuangannya yakni Inosuke dan Zenitsu untuk menghadapi musuh yang benar-benar kuat.
Misi terbaru mereka adalah mempertemukan Tanjirou dengan seorang pillar atau hashira yang menguasai teknik api bernama Kyōjurō Rengoku. Mereka nekat menaiki kereta mugen (infinity train) yang dirumorkan sebagai kereta yang mengangkut setan serta manusia yang telah dibuat lelap. Belum sempat mempelajari teknik nafas api, mereka berempat bersama Rengoku harus bertarung melawan setan bulan bawah no.1 yakni Enmu, setan ciptaan Muzan. Pertarungan, kenangan, serta pengorbanan benar-benar dibalut menjadi cerita yang mengalir dengan baik dari awal sampai akhir. Animasi yang super keren serta benar-benar menunjukkan kemampuan bertarung Enmu serta para Demon Slayer membuat kami terkesima. Penonton dibawa terhanyut oleh emosi yang ditampilkan masing-masing tokoh yang di sini tidak hanya bertarung secara fisik, namun juga psikologis. Para penggemar “Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba” tidak boleh melewatkan kisah pengorbanan dramatis Tanjirou, Nezuko, Zenitsu, Inosuke, dan Rengoku di layar lebar. Film ini akan tayang di jaringan bioskop XXI mulai besok 6 Januari 2020! Tonton dulu trailernya berikut!
Reporter: Prasetya Ardhana/Editor: Novita Widia