Ping Pong Club Retrospective Album ReviewReview: “Retrospective”, Mengangkat Kembali Manisnya Pop a la Ping Pong Club

Indonesia, atau seluruh dunia sedang ditimpa wabah bangkitnya sophistipop dan banyak musisi meramaikan genre ini dengan gaya masing-masing termasuk band asal Bandung yakni Ping Pong Club. Beranggotakan Hariz Lasa (synth, guitar, & vocal), Rizky Kidz (guitar & vocal), Fasy Suryadini (synth & vocal), dan Satrio Adi Nugroho (drum & sampling), Ping Pong Club merilis album mini perdana “Retrospective” di akhir bulan Februari lalu. Beranggotakan personel yang sebelumnya pernah terlibat di berbagai proyek seperti Good Morning Breakfats (Kidz), Trou & Diocreatura (Hariz), Curlysound (Fasya), dan The Schuberts (Satrio), musik  yang diangkat merefleksikan selera dan pengaruh alternatif dari proyek mereka sebelumnya. Secara garis besar, musik yang Ping Pong Club usung adalah perpaduan indie pop/twee pop dengan sound futuristik dan disco beats yang didapat dari genre elektronik.

Mengulik lebih jauh tentang asal usul nama band satu ini, sebuah efek perpindahan suara dari kiri ke kanan atau sebaliknya dalam format rekaman stereo atau dikenal dengan istilah ‘Ping Pong Effect’ menjadi inspirasi di balik nama empat pemuda pemudi asal Bandung tersebut. Sebelumnya, Ping Pong Club telah memperkenalkan musik mereka lewat tiga single yakni “Venetian Blinds”, “Skylight”, dan “Ecstatic” yang masing-masing menawarkan warna tersendiri. Konsep yang mereka andalkan di album “Retrospective” adalah mengungkap trilogi past, present, future. Album perdana ini berada dalam fase past, sehingga banyak pengaruh dari musik pop era lama yang bisa didengar di dalamnya. Nuansa 80-an dengan beat post-punk/new wave a la The Cure, Orang Juice, hingga New Order bisa kamu tangkap di beberapa lagu dalam album “Retrospective”. 

Ping Pong Club Retrospective Album Review
“Retrospective” artwork

Album ini diawali oleh tembang instrumental berdurasi dua menit berjudul “Past, Present, Future” yang berisikan sentuhan synthesizer bertema space dengan denting efek wintery yang menggambarkan kisi-kisi keseluruhan album. Track kedua yang berjudul sama dengan album yaitu “Retrospective” langsung menggebrak dengan irama new wave yang cukup kental. Lead synth dan gitar yang ditampilkan memanfaatkan reverb tebal yang dipadukan dengan walking bass yang dance-able. Harmonisasi vokal pria dan wanita dari Hariz dan Fasya memberi sentuhan baru yang manis dari lagu tersebut. “Skylight” yang membuat nama Ping Pong Club meroket di antara dedek-dedek gemes indie menghadirkan beat a la Orange Juice dan The Associates yang cukup membuktikan konsistensi tempo dari Ping Pong Club. Kocokan ritme yang funky, outro lead gitar yang memorable, hingga chorus yang jadul membuat kami teringat pada musik era 80-an.

Band ini mengamalkan nama mereka secara harfiah di track ke-4 berjudul “A Step Closer To Your Room”. Efek ping pong yang kami singgung di awal artikel dimunculkan lewat track yang didominasi oleh vokal dari Fasya. Lagu ini bisa dibilang sebagai lagu yang paling membuat para pendengar bergoyang dikarenakan beat yang funky, serta imbuhan arpeggio dalam synth yang jamak ditemukan pada gaya musik pop 80-an. Tidak salah jika lagu ini akan masuk ke playlist urban party anak-anak indie yang sekarang sedang dimanjakan dengan bangkitanya sound retro nan catchy. Setelah cukup terbuai dengan “A Step Closer To Your Room”, kami diajak kembali pada nuansa new wave dengan lagu “Ecstatic” yang merupakan single terakhir Ping Pong Club sebelum menelurkan album ini. Kekaguman Hariz pada musik dari band-band new wave sungguh kentara di lagu satu ini. Synth tebal dengan bantuan bass cukup membuat kami menahbiskan mereka sebagai New Order-nya Bandung.

“Venetian Blinds”, debut single dari band ini menjadi lagu berikutnya dalam tracklist. Sekali lagi mereka memadukan beat a la Scottish indie pop dengan kocokan gitar rancak dan sentuhan synth tipis. Lagu ini juga sedikit mengingatkan kami pada kejayaan era city pop di Jepang tahun 80-an, meskipun lebih didominasi oleh irama indie pop. Sepertinya mixing dan mastering lagu “Venetian Blinds” di versi album dirapikan kembali sehingga memberikan efek yang lebih balance daripada versi single. Ping Pong Club tidak menurunkan tempo sama sekali hingga track ini, kalau diibaratkan sebuah perjalanan, kami seperti sedang berada di tol antar kota tanpa rest area atau pintu keluar. Menutup keseluruhan album ini, lagu “She’s Your Trouble” mengedepankan kocokan gitar dan synth yang menunjukkan betapa manisnya pop versi Ping Pong Club. Fasya menampilkan peran vitalnya sebagai backing vocal yang membantu vokal dari Hariz juga bersinar di tembang pamungkas. Lagu ini layaknya perpaduan elemen past dan future, dengan pengaruh dari The Cure circa “Wish” dan U2 di sisi past, dan pengaruh Two Doors Cinema Club serta Bombay Bicycle Club di sisi future.

Kalau kamu kebetulan mendengarkan album “Restrospective” di album fisik atau kanal Bandcamp mereka, maka kamu juga bisa menikmati dua track tambahan yakni “Skylight” (RTRACTV Remix)  dan “Venetian Blinds” (The Countless Kisses remix). Keduanya menawarkan alternatif sound dengan dominasi 8o’s disco dan downtempo dreamy yang cocok dimainkan saat pesta rooftop di sebuah sudut kota. Secara keseluruhan, album “Retrospective” seperti mengajak kita menikmati suasana masa depan dengan sedikit sentuhan kuno yang lama kita rindukan. Akan sangat menarik untuk menunggu fase masa sekarang dan masa depan dari Ping Pong Club yang semoga masih bisa kami nikmati kembali!

Reviewer: Akhmad Alfan Rahadi/Editor: Novita Widia