Alita Battle Angel Film ReviewReview: “Alita: Battle Angel”, Film Sci-Fi Panjang dengan Ending Nanggung

“Alita: Battle Angel” adalah sebuah karya sinematik yang telah dinantikan perilisannya sejak tahun lalu. Direncanakan untuk rilis di akhir tahun 2018, 20th Century Fox sebagai distributor resmi film ini memundurkan jadwal perilisannya hingga akhirnya keluar di bulan Februari 2019. Film yang disutradarai oleh Robert Rodriguez ini diadaptasi dari sebuah manga berjudul “Gunnm” yang menceritakan tentang sebuah masa depan pasca bumi telah mengalami kehancuran. Sebuah cyborg bernama Alita (Rosa Salazar) ditemukan oleh Dr.Ido (Christoph Waltz) di Iron City. Cyborg ini tidak memiliki memori tentang masa lalunya, namun berkat bantuan Ido dapat hidup kembali dan bekerja untuk memburu kriminal di kotanya. Anehnya, ia banyak diincar oleh pihak-pihak misterius yang berusaha memburunya. Pelan-pelan, ia mempelajari tentang masa lalunya sebagai cyborg dan berusaha menemukan identitas dan mengetahui siapa musuh dan teman sejatinya.Alita Battle Angel Film Review

Pertama-tama, hal yang patut kami apresiasi dari film ini adalah efek visual yang benar-benar prima. Sepertinya budget cukup besar dialokasikan untuk departemen ini yang menghasilkan teknik CGI sangat mulus di wajah sang cyborg Alita.Perlu diketahui, aktris Rosa Salazar yang memerankan Alita wajahnya diubah dengan teknik CGI untuk menunjukkan paras robot yang masih mirip manusia, namun memiliki fitur berlebihan seperti mata yang super besar ala anime. Selain itu, pertarungan yang ditampilkan cukup natural dan mendebarkan. Terdapat porsi yang pas untuk adegan action, romansa, dan sains di film ini. Sayangnya “Alita: Battle Angel” cukup membuat kami geregetan karena beberapa hal. Pertama, film ini mempunyai pace yang sangat cepat. Berdurasi 2 jam 22 menit, banyak adegan seakan tidak memiliki waktu untuk diserap dengan baik oleh penonton sebelum narasi bergerak ke adegan yang lain. Menonton film ini layaknya menaiki threadmill yang terus menerus mengajak kita bergerak.Alita Battle Angel Film Review

Kedua, film ini cukup ambisius untuk menargetkan sekuel karena memberikan ending super nanggung. Mungkin yang para sineas Hollywood belum pahami adalah untuk membuat sebuah sekuel, maka film pertama harus benar-benar bagus. Pembuat film ini seakan sudah yakin akan adanya sekuel (atau memang sudah teken kontrak?) sehingga memang sengaja tidak mengeluarkan semua rahasia yang mereka miliki. Hasilnya, setelah film berakhir, masih banyak bertanyaan menggantung di benak kami tentang cerita Alita. Secara keseluruhan, film yang sekarang sedang tayang di berbagai jaringan bioskop Indonesia ini tetap menghibur dan mampu memenuhi hasrat pecinta film sains-fiksi di awal tahun.

Reviewer: Prasetya Ardana/Editor: Novita Widia