Menilik Interpretasi Reza Rahadian dalam Pementasan “White Rabbit Red Rabbit”
JAKARTA (25/8) – Pementasan teater biasanya memakan persiapan yang cukup lama dengan meliputi proses penghafalan naskah, koreografi serta gestur tubuh. Namun pementasan “White Rabbit Red Rabbit” yang terselanggara akhir pekan lalu di gelaran SIPFest 2018 mendobrak semua pakem teater yang pernah ada. Naskah “White Rabbit Red Rabbit” sendiri ditulis oleh seniman teater asal Iran bernama Nassim Soleimanpour yang ditulis di tahun 2010. Menjadi negara ke-50 yang mementaskan naskah ini, aktor Reza Rahadian dan Sita Nursanti ditantang untuk menginterpretasikan naskah secara langsung tanpa proses latihan atau penghafalan dialog. Tim The Display yang menyaksikan pementasan ini cukup takjub akan kemampuan aktor yang berperan sebagai B.J. Habibie ini dalam membacakan dan menginterpretasikan dialog melalui gerak tubuhnya. Naskah yang masih disegel tersebut belum pernah dibaca oleh Reza, sehingga sang aktor secara spontan membaca sekaligus memahami dan mengartikannya di panggung. Pertunjukan ini terasa istimewa sebab kita bisa melihat interpretasi masing-masing aktor yang membacakannya secara berbeda. Reza Rahadian sendiri melengkapi pembacaan naskahnya dengan selingan humor, anekdot tentang karirnya serta ekspresi kebingungan yang mengundang gelak tawa dari lebih 200 penononton yang hadir.Ia juga banyak melibatkan para penonton untuk melengkapi adegan-adegan yang tertulis di naskah sehingga suasanya menjadi lebih hidup. Terdapat 3 sampai 5 cerita berbeda yang masih berkorelasi satu sama lain tentang kehidupan di Iran menurut kacamata Soulemanpour. Sang penulis naskah yang tidak bisa meninggalkan negaranya menuangkan perspektifnya akan pengalaman-pengalaman yang dihadapinya. Di negara lain, naskah ini telah diinterpretasikan oleh aktor-aktor ternama seperti Whoopi Goldberg, Nathan Lane, Ken Loach dan masih banyak lagi. Menonton “White Rabbit Red Rabbit” sepertinya akan selalu menyenangkan untuk ditonton, karena aktor yang berbeda serta penonton yang berbeda pula di tiap pertunjukan bisa menghasilkan atmosfir yang berbeda pula. Keunikan lainnya terletak pada ketidaksiapan aktor yang sedikit banyak menguji teknik improvisasinya di panggung, sehingga penonton dibuat penasaran dan kadang terkejut. Sehari kemudian, giliran Sita Nursanti mengartikan dialog-dialog dalam naskah ini kepada para penonton di Komunitas Salihara. Apabila naskah ini ditampilkan di lain kesempatan, kamu harus menontonnya secara langsung!
Reporter: Susanti Oktavia/Editor: Novita Widia
Dokumentasi: Witjak Widhi Cahya/Komunitas Salihara