Cerita Di Balik Bangkitanya JOYLAND Festival dari Mati Suri
Enam tahun bukanlah waktu yang sebentar. Mayoritas pengunjung yang datang di edisi terakhir JOYLAND Festival tahun 2013 lalu bisa jadi telah lupa bahwa selebrasi yang dahulu rutin ini pernah eksis. Akan tetapi, hibernasi tersebut dirasa perlu bagi Ferry Dermawan, direktur dari Plainsong Live, organizer di balik acara JOYLAND Festival. Tahun 2019 menjadi tahun kembalinya festival musik di Jakarta setelah 6 tahun undur diri dari perayaan musik dan seni di ibukota. Membawa serta beberapa musisi tanah air dan mancanegara, serta beberapa program unggulan di Lapangan Panahan Senayan pada tanggal 7 – 8 Desember 2019 nanti, kami mewawancarai Ferry Dermawan tentang alasan di balik kembalinya festival musik yang diadakan di ruang terbuka Jakarta ini. Simak selengkapnya di bawah ini.
- Setelah hiatus lebih dari setengah dekade, apa yang membuat Plainsong ingin mengadakan JOYLAND Festival kembali di tahun ini?
Keinginan sudah ada sejak beberapa tahun belakangan tapi memprioritaskan komitmen pada keluarga. Selain itu, beberapa alasan yang menjadi dorongan pribadi: kemunculan Joyland di tahun 2013 sebagai festival skala medium masih cukup relevan hari ini, venue yang cukup mewakBagaimana kurasi dari line-up yang akan tampil di ajang ini?ili bayangan kami untuk menggelar festival, dan iklim pertunjukan band-band Indonesia yang sedang bergairah.
- Apakah JOYLAND tahun ini masih mengusung semangat yang sama seperti gelaran terakhirnya?
Semangat masih sama. Tapi pada gelaran kali ini kami memperlebar konten dan mengajak teman-teman lama, seperti Anggun Priambodo, Cholil, dan Soleh Solihun sebagai kolaborator untuk merancang program film, musik, dan stand-up comedy agar lebih maksimal sesuai dengan tema & tujuan yang dituju.
- Dilakukan di ruang terbuka dan memadukan musik, seni, dan dunia kreatif lainnya, formula ini sebenarnya banyak diadopsi oleh festival musik lain. Pembeda apa yang membuat JOYLAND percaya dengan konsep yang diusung?
Tampaknya ini akan jadi festival musik pertama yang diselenggarakan di lapangan berumput ruang terbuka (Lapangan Panahan) selain stadion utama GBK. Sejak awal, lokasi cukup penting karena menjadi pemantik awal untuk memulai dan merancang program-program yang akan ada di dalam Joyland.
- Bagaimana kurasi dari line-up yang akan tampil di ajang ini?
Seperti yang disampaikan sebelumnya, ada pelebaran konten di gelaran kali ini. Kami mengajak kolaborator yang kami anggap cukup mewakili tujuan yang ingin kami capai. Di panggung Joyland (panggung A), musisi terpilih memiliki rilisan di periode 2 tahun ke belakang yang kami anggap penting untuk di highlight, penampil internasional, juga percampuran genre yang kami anggap mewakili audiens kami. Lily Pad stage (panggung B) yang dikurasi oleh Efek Rumah Kaca akan lebih spesifik
menampilkan musisi generasi baru. Cinerillaz (area film). Anggun Priambodo memilih film-film pendek dari berbagai genre
yang dinilai punya daya pikat untuk dikenalkan dan diperbincangkan pada publik yang lebih luas. Shrooms Garden (comedy). Soleh Solihun kami anggap ikut membangun skena stand-up comedy dengan cara yang keren di awal perjalanannya (membuat pertunjukan tunggal). Hal tsb jadi salah satu alasan kuat untuk melibatkan Soleh di program komedi dengan sudut pandang Soleh hari ini melihat beberapa komika-komika membangun karir mereka.
- Dari kurasi yang telah dilakukan, program apa sih yang diunggulkan dari gelaran tahun ini?
Jika dirangkum, ada lebih dari 25 band Indonesia, ditambah 7 penampil internasional bersama dengan 9 komika, 16 judul film, juga area ramah anak kerjasama kami dengan Eko Nugroho Art School dan Narasi TV bersama Najwa Shihab. Semua bisa dinikmati selama dua hari penyelenggaraan Joyland Festival.
- Kami melihat fenomena festival musik makin menjamur di Indonesia, terutama Jakarta. Ada ketakutan nggak sih karena saking jenuh (over-saturated)-nya pasar festival musik di Jakarta tahun ini, nanti peminat Joyland akan menurun?
Idealnya semakin banyak festival musik diselenggarakan akan menguntungkan bagi penonton dan punya dampak positif untuk iklim industrinya. Jenuh mungkin dirasakan bagi sebagian orang, tapi salah satu tujuan Joyland adalah membangun persepsi soal kemungkinan-kemungkinan penampil yang selama ini (walau ceruknya tidak besar) jarang terekspos tapi punya pendengar yang juga tidak sedikit.
- Kalau gelaran kali ini sukses, apakah akan ada JOYLAND edisi berikutnya?
Mengacu pada penyelenggaraan sebelumnya, kami percaya program akan lebih efektif dan berkembang jika konsisten dilakukan berkelanjutan. Proyeksi kami Joyland akan terus ada minimal 3 tahun ke depan.
Buat kamu yang masih penasaran dengan program dan line-up lengkap dari JOYLAND Festival 2019, baca informasi selengkapnya di sini atau kunjungi situs resmi festival. Tiket untuk menghadiri perayaan musik, seni, dan komedi ini juga telah dilempar ke pasaran secara resmi dan dapat dibeli via Kiostix (online) atau Kios Ojo Keos (offline).
Editor: Novita Widia