Thyga Bersuara Lewat Video “Diskriminasi Baru”
Thyga, yang dibaca seperti angka tiga memang beranggotakan tiga orang dan setelah menelurkan EP “Manusia”, band asal Nganjuk ini melanjutkan misi mereka untuk menancapkan taring di dunia musik dengan merilis video klip untuk single “Diskriminasi Baru”. Lagu yang bisa kamu dengarkan di dalam EP “Manusia” tersebut berirama mid-tempo yang kekuatannya terletak pada lirik yang retorik dan kritis. Sang vokalis secara mantap menunjukkan kekuatan suaranya lewat pilihan-pilihan nada yang lantang dan tinggi. Racikan irama pop-rock kurang lebih bisa kamu temukan di single satu ini. Menurut kami, Thyga masih punya banyak PR (red: pekerjaan rumah) yang harus diperbaiki di rilisan berikutnya termasuk sisi mixing mastering dari lagu “Diskriminasi Baru” yang bisa lebih baik. Gebukan drum yang terdengar mentah bisa lebih ditebalkan lagi dan iringan layer vokal bisa diperhalus dan diperbanyak sehingga menghasilkan kualitas rekaman yang jempolan.
Terlepas dari sisi teknis, “Diskriminasi Baru” sebenarnya mengambil tema yang cukup sering disuarakan oleh musisi lain seperti Iksan Skuter, .Feast, Dandelions, atau Iwan Fals yang beralaskan ketidakadilan dan pelanggaran HAM yang sering terjadi di negeri ini. Tidak dipungkiri, fenomena ini memang begitu seksi diulik dari segi tema dan musikalitas. Namun kami ingin melihat sepak terjang dan konstistensi Thyga dalam membawa masalah pelik lewat ranah musik. Apakah band ini akan melakukan perlawanan lewat aksi nyata ataukah lagu-lagu ini hanya sekadar retorika belaka? Beranjak dari substansi, sebuah visualisasi untuk nomor ini telah dirilis. Video klip dari Thyga untuk “Diskriminasi Baru” direkam pada bulan Februari 2019 dan pengambilan gambar dilakukan di kampung halaman mereka di Nganjuk, serta Yogyakarta. Rendi Endra dipercaya untuk menggarap konsep video ini yang melibatkan penari asal Tulungagung yakni Yussi Kencus, yang tengah menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta.
Video klipnya sendiri menunjukkan berbagai potongan adegan yang menunjukkan berbagai ekspresi manusia lewat gerakan dan gestur. Thyga juga menjadi cameo di dalam video klip ini dengan memainkan instrumen masing-masing. Segi visual masih bisa dieksplorasi lebih jauh hingga mendapat plot yang solid dan meaningful, mengingat tema berat yang ada di single ini bisa diinterpretasikan lebih jauh. Meskipun masih banyak kekurangan di rilisan perdananya, Thyga membawa semangat bermusik baru dari sebuah kota kecil. Arahan yang tepat bisa mengantarkan unit ini melaju lebih kencang. Satu hal yang kami kagumi adalah timing perilisan video klip ini yang dilepas seiring merebaknya isu rasisme dan diskriminasi yang dialami etnis Papua di Indonesia. Hanya kebetulan semata ataukah sebuah manuver publisitas yang jenius? Sepertinya kami harus memastikan hal ini lebih dulu pada Thyga. Sementara itu, mari menikmati “Diskriminasi Baru” dalam bentuk visual di bawah ini.