Orfeus Pentas Tari SaliharaInterpretasi Mitos Yunani dalam Pentas Tari “Orfeus”

JAKARTA (12/5) – Sebuah legenda atau mitologi selalu bisa menjadi inspirasi seni yang kuat. Goenawan Mohamad pun tidak ketinggalan menggunakan mitologi Yunani dalam menggubah sajak yang berjudul “Orfeus”. Koreografer terkemuka Melati Suryodarmo berkesempatan menginterpretasikan sajak dari sang maestro dalam sebuah pentas tari yang digelar di Komunitas Salihara. “Orfeus” merupakan nama tokoh dalam legenda Yunani yang digambarkan sebagai pria dengan bakat musik luar buasa serta suara yang sangat merdu. Ia mampu memikat apapun dan siapapun yang mendengar nyanyiannya termasuk, Euridice, salah satu putri Apollo, salah seorang dewa. Dua insan tersebut terlibat dalam kisah cinta yang indah namun tragis. Kisah romansa Orfeus dan Euridice harus terhenti ketika Euridice meninggal. Orfeus pun tak mampu menahan kesedihan sejak ditinggal belahan jiwanya. Narasi singkat ini kemudian diinterpretasikan kembali oleh Melati Suryodarmo lewat latar belakang masa kini. Sebuah stasiun kecil menjadi lokasi pilihan untuk menggambarkan perpisahan memilukan antara Orfeus dan Euridice. Orfeus Pentas Tari Salihara

Koreofragi dari Melati Suryodarmo yang disadur dari sajak Goenawah Mohamad bersanding indah dengan paduan musik yang diciptakan oleh Sri Hanuraga. Melalui lima penari dan seorang pembaca puisi, kita bisa melihat bahwa Orfeus sungguh merasakan kesedihan yang mendalam ketika ia ditinggal untuk selamanya oleh istri tercinta, Euridice. Pertunjukan dengan durasi satu jam ini pula melibatkan sang pianis untuk turut berpartisipasi di akhir pertunjukan adalah hal yang menarik dan jarang ditemui di pertunjukan tari lainnya. Para penonton yang hadir pada malam itu juga memberikan apresiasi yang cukup tinggi bagi pertunjukan ini dengan beberapa  tampak melakukan standing applauase saat pentas “Orfeus” usai. Sedikit catatan kecil dari kami, bagian tengah dari pertunjukan ini sedikit membosankan, apalagi bagi mereka yang belum terbiasa menonton pentas tari atau teater dengan fase lambat. Selebihnya, pertunjukan tari tersebut mampu menghipnotis para audiens berkat koreografi yang indah dan musik yang memukau. Orfeus Pentas Tari Salihara

Reporter: Fransisca Hana/Editor: Novita Widia
Dokumentasi: Witjak Widhi Cahya/Komunitas Salihara