21 Tembang Musisi Wanita Indonesia Pilihan The Display
Hari Kartini diperingati tiap tanggal 21 April di Indonesia. Selain memperingati hari lahir pahlawan nasional yakni R.A. Kartini, hari ini memiliki signifikansi bagi pergerakan kesetaraan gender yang menjunjung emansipasi wanita. Musik merupakan salah satu bidang di mana wanita bisa bebas berkreasi dan berkarya. Peran wanita di bidang musik cukup luas, mulai dari penyanyi, pencipta lagu, pemain instrumen, hingga produser. Para musisi wanita Indonesia juga tidak terkungkung pada satu genre musik tertentu, sehingga kita bisa menikmati berbagai rupa karya mereka. Memperingati hari yang penting ini, redaksi The Display mengurasi 21 lagu yang menampilkan penyanyi, pencipta lagu, pemain musik, dan produser wanita Indonesia dari berbagai genre musik, latar belakang budaya, serta era. Yuk, nikmati 21 karya keren musisi wanita Indonesia di bawah ini!
- NonaRia – Jadi Wanita
Trio wanita yang terdiri dari Nesia Ardi, Yasintha Pattiasina, dan Nanin Wardhani yang mengatasnamakan diri mereka sebagai NonaRia telah menelurkan album debut self-titled yang segar pada tahun 2017 lalu. Kini mereka hadir dengan single terbaru berjudul “Jadi Wanita” yang dirilis bertepatan dengan Hari Kartini. NonaRia mengomposisikan sebuah karya bernuansa vintage yang mengingatkan kami pada rekaman lagu era 40 – 50an. Instrumennya pun sederhana dengan bantuan biola, piano, snare, dan bass yang bernuansa swing. Lagu ini kami rasa tepat untuk membuka daftar 21 Tembang Musisi Wanita Indonesia karena mengandung pesan yang menggambarkan kebebasan wanita era modern. So, sudahkan kamu memanfaatkan kebebasanmu dengan baik?
- Christabel Annora – Debat Kusir
Siapa bilang musisi wanita hanya tertarik menulis lagu tentang pengalaman pribadi mereka? Solois dan pianis Christabel Annora kali ini menunjukkan pengamatannya terhadap tingkah laku warganet di dunia maya yang tak henti-hentinya bertengkar lewat single “Debat Kusir”. Membawa irama blues dan sedikit motown dengan alunan piano yang playful, Christabel Annora menampilkan melodi yang catchy dan langsung menusuk ke kalbu para warganet yang hobi adu argumen tanpa mau mengalah. Pssst, karya-karya Christabel Annora terdahulu seperti album “Talking Days” hingga single “Menunggu Pagi” juga nggak kalah keren lho!
- Aimee Saras – It Was June
Masih mengandung unsur vintage nan ceria, tembang ketiga yang kami pilih adalah lagu dari solois Aimee Saras berjudul “It Was June” yang diambil dari album “Swinging Aimee”. Mengedepankan irama swing yang kental dengan bantuan terompet dan piano yang menonjol, lagu ini menggambarkan sebuah kenangan indah tentang kisah cinta di bulan Juni. Ternyata, tidak hanya hujan yang jatuh di bulan Juni, namun juga hati… Awww…. Bagi kamu yang doyan lagu yang mengandung style retro, diskografi Aimee Saras sepertinya patut kamu jelajahi lebih jauh. Plus, wanita satu ini konsisten mengusung gaya pin-up girl 50-an di setiap penampilannya. She’s effortlessly cool!
- Gycolulu – About Tonight
Sebagai transisi dari musik vintage dan swing ke ranah yang lebih folk, kami memilik tembang dari band folk-pop anyar dari Malang yakni Gycolulu. Band yang memasang Michelle Ruby sebagai vokalis ini debut dengan single “About Tonight” yang dilepas ke berbagai gerai digital bulan Maret lalu. Mengambil tema universal yakni cinta, “About Tonight” bisa membuatmu mengingat-ingat memori indah bersama si dia di malam itu. Tak sabar menantikan karya-karya lain dari Gycolulu yang easy listening!
- Holaspica – Waktunya Pulang
Kebangkitan genre folk di beberapa tahun terakhir yang diiringi dengan peningkatan caption di media sosial yang berbau kopi, senja, dan alam ternyata juga menjangkiti kaum hawa. Salah satunya adalah musisi asal Lampung dengan nama panggung Holaspica. Musisi bernama asli Virdyas Eka Diputri yang telah merilis EP bertajuk “Naik Ke Laut” tahun lalu ini menunjukkan kemahirannya memainkan gitar di album ini sembari ditemani oleh vokal yang manis. Dari 5 track yang ada di EP tersebut, kami memilih lagu “Waktunya Pulang” yang berisikan pesan sentimentil untuk anak perantauan untuk pulang ke rumah. Lirik yang lugas dan bantuan string yang mendayu sukses membuat air mata menetes ketika mendengarnya…
- Wangi Gitaswara – Biru
Tak salah bila musisi wanita satu ini dilirik salah satu label rekaman independen besar yakni Demajors. Wangi Gitaswara menampilkan materi yang impressive lewat album penuh perdananya yakni “Retas Imaji”. Album ini siap mengantarmu masuk ke dunia imaji di mana hanya ada kamu, imajinasi, dan suara menghanyutkan dari Wangi Gitaswara di dalamnya. “Biru” yang merupakan nomor pembuka di album ini sukses membuat kami jatuh hati pada wanita berambut panjang satu ini. Hati-hati mengonsumsi “Biru” atau keseluruhan “Retas Imaji”, karena bisa membuatmu kecanduan!
- Heidi (The Girl With The Hair) – As Long As
Setelah membuat hati kami terombang-ambing dengan lagu “Soon Finland”, Heidi atau juga dikenal sebagai The Girl With The Hair melepas single baru di tahun ini berjudul “As Long As”. Meskipun jarak antara rilisan terkesan cukup lama, bukan berarti Heidi tidak produktif. Musisi yang mahir memainkan gitar ini juga berkolaborasi dengan .Feast dan Elephant Kind lewat performa live ataupun lagu kolaboratif. “As Long As” tidak kalah sentimentilnya dengan “Soon Finland” dan cocok didengarkan saat kamu merenung atau melakukan perjalanan jauh…
- Airportradio – Green Sparkle
Lepas dari ranah folk, kami beranjak ke genre yang lebih eksperimental. Unit musik asal Yogyakarta yakni Airportradio menunjukkan eksistensi mereka di dunia musik lewat album kedua “Selepas Pendar Nyalang Berbayang”. Selain instrumen yang variatif mulai dari post-rock, eksperimental, hingga psychedelic, adalah suara dari sang vokalis Benedicta R. Kirana yang membuat lagu-lagu di album ini melekat di pikiran. Dari sekian banyak nomor yang ditampilkan, “Green Sparkle” menjadi pilihan kami untuk daftar putar kali ini. Selain menyanyi, ternyata Benedicta juga menulis lirik dan merespon nada di lagu “Green Sparkle” ini. Lagu tersebut bisa dibilang paket lengkap yang menunjukkan musikalitas Airportradio sekaligus gaya bernyanyi Benedicta R. Kirana yang haunting!
- Denisa – grace/gore
Setelah Airportradio yang sedikit eksperimental, ada musisi pendatang baru asal Jakarta bernama Denisa. Membawakan genre alternative rock, Denisa dibantu oleh Dias Widjajanto (Glaskaca) untuk memproduseri single debutnya “grace/gore”. Musiknya seperti perpaduan antara AURORA, Bjork, dan Radiohead sekaligus. Jarang kami temui wanita yang mantap merintis genre yang didominasi oleh band atau solois pria ini. Kami tunggu karyamu berikutnya Denisa!
- Evo – Agresif
Sebelum Elda menjelma jadi ratu folk di proyek Stars & Rabbit, Evo adalah rumah baginya. Band beraliran pop-rock yang dibentuk lewat program televisi “Reinkarnasi” ini beruntung bisa memanfaatkan suara unik Elda dalam komposisi lagu mereka yang bisa dikategorikan sebagai radio-friendly rock. Meskipun “Terlalu Lelah” adalah single utama dari album perdana Evo, kami lebih menyukai single “Agresif” yang dibuka dengan distorsi padar. Awalnya kami kira lagu ini akan jadi single paling gahar dari Evo, sebelum ujung-ujungnya berubah jadi pop-rock lagu. Melalui single ini, kami bisa menikmati versatility vokal Elda yang ternyata cocok juga dibuat nge-rock.
- Voice of Baceprot – School Revolution
Tidak, kami tidak memilih mereka karena “gimmick”-nya dapet. Melainkan karena komposisi “School Revolution” cukup memukau untuk ukuran tiga murid SMA yang memainkan musik metal. Memadukan distorsi rapat dengan vokal semi-rap ala Limp Bizkit, Voice of Baceprot bisa mengeksplorasi musik mereka lebih jauh ke depannya. Sedikit perbaikan di sisi lirik dan artikulasi bisa melejitkan nama mereka di jajaran musisi metal Indonesia. Teruskan dek! Kami menantikan karya terbarumu!
- The Dare – Fameinkiss
Setelah energi tersulut habis untuk berjingkrak-jingkrak dengan Voice of Baceprot, mari kita menurunkan tensi dengan tembang dream pop manis dari band asal Mataram yakni The Dare. Lewat EP self-titled mereka, kami langsung naksir dengan nomor berjudul “Fameinkiss” yang seperti persilangan antara dream pop dan 90’s dream pop ala The Cranberries atau Potret. Limpahan reverb di sepanjang lagu membuat kami pikiran kami menerawan nun jauh ke pantai di Lombok yang begitu indah. Hmm….
- Potret – Usia 17
Jauh sebelum anak hipster kekinian tampil dengan rambut dicat berwarna-warni atau mengenakan aksesoris aneh atau lipstik gelap, Melly Goeslaw sudah menjadi pionir seniman wanita yang nyentrik di tahun 90-an. Melalui band-nya Potret, Melly Goeslaw tidak hanya berperan sebagai vokalis namun juga ikut menciptakan lagu dan menjadi produser. Album kedua Potret yakni “Potret II” yang dirilis tahun 1997 menampilkan beberapa lagu menawan seperti “Salah” dan “Bunda”. Namun permainan bass meliuk-liuk dan tebal, ditemani riff gitar sederhana dan imbuhan synthesizer di lagu “Usia 17” teramat keren untuk dilewatkan begitu saja!
- Mega Selvia – Kamu
Minggir kalian yang ngaku-ngaku doyan musik city-pop, karena Mega Selvia sudah lebih dulu melakukannya di tahun 1987 lewat tembang berjudul “Kamu”. Lirik yang lugas yang memang menjadi ciri khas lagu di era tersebut dipadukan dengan irama pop disko dengan bantuan bass, synthesizer, dan keyboard yang aransemennya bikin terheran-heran. Kira-kira ada yang mau aransemen ulang lagu ini untuk tahun 2019? Cek dulu versi originalnya dengan mbak Mega yang imut pada masanya…
- Roschell – Hingar
Merilis sebuah single “Sense” di tahun 2017, band beraliran electro-pop asal Surabaya yakni Roschell kembali di tahun ini dengan single “Hingar”. Membawakan lirik dalam bahasa Indonesia, band yang terdiri dari Wira dan Tassya ini mengamati kehidupan di sekitar yang penuh hingar bingar. Suara Tassya lembut memasuki ruang dengar kami dengan bantuan iringan bass dan synth dari Wira. “Hingar” adalah lagu yang tepat kamu dengarkan di bawah siraman lampu kota saat malam hari. Dengarkan hingga akhir untuk menikmati sentuhan perkusi yang renyah.
- RL + Klav – Lover
What’s better than one female musician? Two! RL + Klav sebenarnya telah memiliki karir musik masing-masing sebelum memutuskan untuk berjalan dengan proyek mereka terkini. Merilis sebuah debut EP “Basic.”, album ini menarik perhatian banyak pihak termasuk jurnalis Dimas Ario yang menciptakan istilah ‘Spotifycore’ untuk mendeskripsikan genre duo tersebut. Musik mereka adalah perpaduan electro-pop, R&B, dan soul yang easy-listening. “Lover” yang dipilih sebagai lead single di EP tersebut punya dua versi yang menurut kami sama-sama enak. Mana favoritmu?
- Sade Susanto – Lucky
Melangkah menuju aliran yang lebih nge-groove, kami memilih tembang dari dara asal Semarang yakni Sade Susanto berjudul “Lucky”. Lagu yang bisa kamu temukan di album “Checkpoint” ini mungkin kalah populer dibanding “The Man Who Has Hurt Me” atau “Excuses”, tapi pesan-pesan women empowerment yang terkandung di dalamnya bikin kamu ogah balikan dengan lelaki brengsek yang mencampakkanmu seenaknya. Kalau kamu butuh album pasca putus yang bikin semangat, kami rekomendasikan album “Checkpoint”.
- NIKI – Chilly
Setelah ikutan kesel setelah mendengar sumpah serapah Sade Susanto di lagu “Lucky”, Kartini masa kini harus bisa move on dengan elegan seperti yang diungkapkan NIKI lewat lagunya “Chilly”. Penyanyi bernama lengkap Niki Zefanya yang kini tengah berkarir di Amerika Serikat bersama label rekaman 88rising ini merilis “Chilly” di akhir 2018 tepat saat musim dingin yang jujur saja, bisa membuat teringat sang mantan. Sudahkah kamu move on untuk meraih hal-hal yang lebih penting seperti karir?
- The Groove – Sepi
Rika Roeslan adalah salah satu musisi wanita yang kami kagumi dan tidak salah untuk menempatkan karyanya di daftar putar ini bersama dengan band-nya, The Groove. “Sepi” menggambarkan suasana kesendirian yang kian lama kian menjerat dengan irana funk nan groovy lengkap dengan bantuan terompet dan bass yang bikin bergoyang. Tahukah kamu kalau Rika Roeslan juga aktif menulis lagu untuk musisi lain dan salah satunya ialah “Izinkan Aku Menyayangimu” yang dibawakan oleh Iwan Fals? Keren!
- Skastra – Linimasa
Mengambil benang merah alunan terompet dari lagu sebelumnya, kami memilih lagu “Linimasa” yang dibawakan oleh band ska asal Depok yakni Skastra. Jarang kami mendengar band ska di tanah air yang digawangi oleh vokalis wanita dan beruntunglah Alduri Asfirna dapat menunjukkan vokal yang prima dengan alunan ska, jazz, swing, dan sedikit bossanova di lagu ini. “Linimasa” adalah hasil pengamatan Skastra terhadap dunia jagat maya yang membuat beberapa fenomena sederhana jadi asing, seperti pertemuan langsung dan interaksi face-to-face. Hayo, jangan-jangan kamu salah satunya yang doyan hidup di media sosial saja?
- Krakatau Reunion – Cerita Persahabatan
Menutup daftar putar kali ini, pilihan kami tertuju pada seorang legenda. Tidak ada yang meragukan kemampuan vokal dari Trie Utami Sari atau juga dikenal dengan Mbak Iie. Lewat grup jazz Krakatau, karirnya melejit dan sayangnya grup ini harus bubar di tengah jalan. Di tahun 2016, grup tersebut reuni dan membentuk Krakatau Reunion. Lagu “Cerita Persahabatan” adalah salah satu tembang dalam album reuni mereka yang menampilkan vokal dari Trie Utami dengan iringan jazz kontemporer yang bercerita tentang ikatan persahabatan yang terkadang sulit dijaga. We feel this song on another level.
We hope you enjoy our curated playlist thoroughly and Happy Kartini Day for the strong woman who is reading this article!