Sunday Market 2019 Vol.1 Mengungkap Peran Darmo Bagi Surabaya
SURABAYA (24/2) – Sebuah kota selalu memiliki beberapa kawasan unik yang menjadi landmark atau representasi dari kota tersebut. Surabaya memiliki suatu kawasan yang menjadi pusat jujukan para pelancong ataupun warga lokal adalah Darmo. Di kawasan ini berdiri Kebun Binatang Surabaya, Rumah Sakit, tempat peribadahan, dan berbagai kantor yang menjadikannya salah satu kawasan penting di Surabaya baik dahulu hingga sekarang. Edisi terbaru Sunday Market 2019 Vol.1 berusaha mengangkat kembali signifikansi kawasan ini bagi perkembangan Surabaya. Gelaran yang mengusung tema berbeda-beda di tiap edisinya ini diadakan akhir pekan lalu selama dua hari dari tanggal 23 hingga 24 Februari 2019 di Townsquare Surabaya. Menggabungkan kecintaan para pengunjung terhadap musik, seni, budaya, serta flea market, Sunday Market kali ini digelar secara meriah dengan kawasan Darmo sebagai salah satu topiknya yang lebih lanjut dibahas melalui newsletter yang mereka bagi-bagikan secara percuma saat gelaran berlangsung.
Diprakarsai oleh SATS.Co, Sunday Market 2019 Vol.1 menampilkan puluhan tenant pakaian bekas, fashion kreatif, hingga produk lokal berkualitas yang mungkin sebelumnya belum pernah kamu dengar. Tenant-tenant penjaja berbagai sajian kuliner masa kini pun tidak kalah dalam menarik antusiasme pengunjung yang silih berganti memadati auditorium mall Townsquare Surabaya tersebut. Dalam dua hari penyelenggaraannya, pengunjung dihibur oleh sajian musik dari musisi lokal dan nasional antara lain Sinleto, Eisen, Roschell, Pasukan Recs, Dekat, Rull Darwis, Adrian Yunan, Bilal Indrajaya, dan band pemenang kategori submisi. Lokakarya kreatif yang bekerja sama dengan penggiat fotografi analog yakni Jelly Playground dan Kelas Pagi Jakarta diserbu oleh pengunjung yang telah terlebih dahulu mendaftar. Selain itu ada pula lokakarya membuat aksesoris, menggambar sketsa, serta kelas mewarnai totebag untuk anak-anak. Screening film yang bekerja sama dengan kolektif Screen Pills juga dijejali peminat yang tidak sabar ingin menonton beberapa judul apik seperti “Istirahatlah Kata-Kata”, “Sekala Niskala”, “Paris Can Wait”, dan masih banyak lagi.
Sebelumnya kami pernah sedikit mengritik jalannya Sunday Market edisi terdahulu yang seperti sekadar mencari topik tertentu tanpa benar-benar memasukkannya pada jalannya acara. Nampaknya panitia membenahi bagian ini dan memastikan bahwa kawasan Darmo yang dijadikan topik utama, secara nyata diangkat lewat program selama acara. Kami menyukai ide lokakarya BINAL (Bina Analog) yang mewajibkan para peserta bersama mentor untuk hunting foto di kawasan Darmo yang dimulai dari Taman Bungkul. Setidaknya gelaran ini menghidupkan kembali memori serta sentimentil terhadap salah satu kawasan penting di Surabaya ini. Penampilan musisi di atas panggung juga tidak kalah menarik dengan membawakan berbagai genre seperti alternative pop dari Dekat, city pop ala Roschell, hingga folk dari Adrian Yunan. Kami menantikan kembali bagian mana atau sejarah apa dari Surabaya yang bisa dikembangkan Sunday Market untuk edisi berikutnya.
Dokumentasi: Helmy Pahlevy (@helmypahlevy)/Editor: Novita Widia