Noisewhore Live Report
Peach Pit
Noisewhore Live Memperluas Skalanya dengan Suguhan Musik Istimewa!

Noisewhore, kolektif musik asal Jakarta melaksanakan gelaran akbar bertajuk Noisewhore Live di tahun 2018 pada bulan Februari dan Maret. Acara rutin ini sebelumnya telah digelar di tahun 2017 dengan mengundang band-band indie lokal, Tahun ini, gelaran Noisewhore Live semakin meriah dengan diadakan dalam dua akhir pekan di bulan Februari dan Maret. Musisi yang turut meramaikan acara ini antara lain Sobs, Subsonic Eye, the fin., Splassh, Whoosah, Sunset Rollercoaster pada minggu pertama dan Sugarstring, Wils, Bedchamber, Peach Pit pada akhir pekan kedua. Gelaran minggu pertama yang terlaksana di tanggal 25 Februari pada awalnya menghadirkan Sunset Rollercoaster sebagai penampil utama. Akan tetapi dikarenakan situasi yang tidak bisa diprediksi, penampilan mereka diundur menjadi akhir pekan kedua. Untungnya panitia bergerak tanggap untuk mengatasi masalah ini dan menawarkan solusi yang cukup efisien bagi pihak-pihak yang terlibat.

Pada tanggal 4 Maret, Noisewhore Live berhasil mengguncang Rossi Musik Fatmawati dengan menampilkan sederetan musisi indie yang memang dinantikan oleh banyak minat. Dengan menampilkan 6 band indie lokal dan internasional, acara malam itu pun dimulai tepat pukul 07.00 yang dibuka oleh WILS, Sugarsting mengambil alih panggung dengan “Bragging Star” sebagai lagu pembuka dan sebelum akhirnya dilanjut oleh alunan musik hip-hop dari BAP hingga pukul 08.10 WIB. Band indie lokal terakhir yang berhasil mengguncang panggung Rossi Musik Fatmawati tak lain dan tak bukan ialah Bedchamber. Bedchamber yang menjadi penutup terakhir para band indie lokal ini pun membawakan beberapa lagu-lagu hitsnya dan salah satunya adalah ‘Youth’ yang diambil dari album EP nya pada tahun 2014 yang lalu sekaligus album terbaru mereka “Geography”.

Noisewhore Live Report
Neil from Peach Pit

Rossi Musik Fatmawati pada malam itu benar-benar ramai dan dipadati penonton yang antusias menunggu giliran band kesukaannya untuk mengebrak panggung malam itu. Band asal Kanada, Peach Pit pun berhasil naik ke atas panggung dengan membuka suasana dan menampilkan lagu andalan mereka “Drop the Guillotine”. Band yang digawangi oleh Neil ini berhasil membawakan beberapa lagu dari album mereka yang berjudul “Being So Normal”. Venue pada malam itu terasa begitu hangat dan juga sangat padat dengan sorak sorai para penonton yang hadir.

Suasana venue malam itu yang semakin ‘panas’, dan tentunya membuat para penonton berhasil berteriak “we want more!” , alhasil teriakan itu pun mampu meluluhkan penyelenggara untuk mengizinkan Peach Pit untuk kembali ke atas panggung. Tak tanggung-tanggung, di sela-sela acara berlangsung, dua aksi stage diving langsung dilakukan oleh Neil dan Chrissy. Seolah tak ingin kalah saing dan megah dengan Peach Pit, Sunset Rollercoaster pun sudah bersiap untuk mengambil alih panggung dan ditandakannya juga sebagai penutup pagelaran festival musik Noisewhore Live pada minggu, 4 Maret 2018 yang lalu.

Noisewhore Live Report
Bedchamber

Para penonton yang hadir pun ikut terhipnotis akan lantunan lagu yang dibawakan oleh mereka, terlebih lagi ketika sang vokalis berkata “Maaf kami menggalami sedikit gangguan teknis. Kalian sangat keren!” ujar Kuo Hung Tseng beberapa saat sebelum memutarkan lagu andalan mereka yang berjudul “My Jinji”. It was truly an unforgettable night dan semoga gelaran Noisewhore Live berikutnya dapat memberikan kesempatan bagi band-band indie lokal dan mancanegara untuk menghibur pecinta musik di tanah air. Satu tambahan lagi, semoga lighting panggung bisa lebih baik ke depannya!

Noisewhore Live Report
Sunset Rollercoaster

Reporter & Dokumentasi: Narisha Zulkarnain/Editor: Novita Widia