Mafia Pemantik Qolbu Renung Single Review“Renung”, Lagu Mafia Pemantik Qolbu yang Bisa Bikin Tobat

Beberapa lagu diciptakan untuk menimbulkan perasaan senang, beberapa lagu lain diciptakan untuk membuat pendengarnya berpikir dan menyadari dosa-dosanya dan salah satunya adalah “Renung” milik Mafia Pemantik Qolbu. Lagu ini bisa kami sejajarkan dengan lagu “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada” & “Ketika Tangan dan Kaki Berkata” milik Chrisye. Fenomena yang kami tangkap dari single-single yang telah kami sebutkan termasuk “Renung” adalah sisi kontemplatif tidak hanya dimunculkan lewat lirik penuh retorika dan filosofi, namun juga lewat bebunyian instrumen yang syahdu sekaligus ‘larger than life’. Bagian terbaik dari lagu ini adalah iringan gitar yang meliuk-liuk menjelang akhir lagu. Terasa mencekat sekaligus indah mendampingi melodi utama. Terungkap dari siaran pers yang kami terima, progresi chord yang demikian memang disengaja oleh MPQ begitu mereka biasa disebut. “Pas awal banget gue nulis, pengen-nya emang bawa progresi chord-nya kemana-mana. Cuma, rule-nya adalah, ending tiap section mesti ada di progresi perfek 5 ke 1. Mau dibawa ke mana pun chord-nya nanti, di akhir section ya balik ke situ. Jadi kayak pulang lah rasanya, makanya cocok jadi lagu refleksi atau malah religi,” jelas Daniel, gitaris dan keyboardist band asal Jakarta tersebut.

Mafia Pemantik Qolbu Renung Single Review
“Renung” artwork

“Renung” menangkap sisi humanis dari manusia yang digambarkan lewat keraguan, ketakutan, kepasrahan, dan ketidakpastian. Aspek hidup manusia yang memang tidak bisa kontrol kadang terasa menakutkan. Seringkali pikiran manusia berada pada tahap terlalu banyak pertanyaan tanpa satu pun jawaban. Namun toh, memang begitu hakikatnya menjadi manusia dan single “Renung” menjadi santapan yang tepat bagi hati yang ragu. Direkam di Starlight Studio dan Monotrax Studio, Alit Djarot (vokal, gitar), Abram Dionisius (gitar), Rakaputra (bass), Daniel Hasudungan (gitar, keys), dan Rakha Agung (drum) menyajikan “Renung” sebagai menu terakhir sebelum album penuh mereka “Di Dalam Rebahan” rilis dalam bulan Agustus. Sebagai penikmat perdana Mafia Pemantik Qolbu, kami cukup optimis unit art-rock ini mampu membawa angin segar di dunia musik Indonesia. Nikmati “Renung” sambil merenung lewat berbagai gerai digital favoritmu. Simak juga “Last Man” dan “Rupa Rupa” yang menyentuh topik dan realita yang mungkin suka terlepas dari pemahaman sehari-hari kita.