Review: Adaptasi Mengecewakan Dalam “Pokémon Detective Pikachu”
“Pokémon Detective Pikachu” baru saja dirilis bertepatan dengan puncak perilisan film musim panas di Amerika Utara. Film ini dikembangkan dari cerita anime terkenal di Jepang yakni Pokémon yang menunjukkan adanya makhluk berbagai jenis dengan kemampuan luar biasa. Mengambil setting waktu di masa depan, “Pokémon Detective Pikachu” menceritakan tentang seorang anak bernama Tim Goodman (Justice Smith) yang hidup di sebuah kota kecil bersama neneknya. Setelah ibunya meninggal saat ia kecil, ayahnya pindah ke Ryme City untuk berkarir sebagai seorang detektif di kepolisian meninggalkan Tim tumbuh seorang diri tanpa kasih sayang sang ayah. Tumbuh dewasa, Tim yang dulu bercita-cita menjadi pelatih Pokémon harus mengubur mimpinya dan malah bekerja di perusahaan asuransi. Saat sedang bernostalgia dengan teman masa kecilnya, ia mendapat telepon bahwa sang ayah meninggal dalam sebuah kecelakaan tragis. Ia pun segera berangkat ke Ryme City untuk mengambil barang-barang sang ayah sekaligus mengucapkan selamat tinggal.
Sekilas mengenai Ryme City, kota tersebut disebut sebagai kota masa depan yang dibangun oleh Howard Clifford yang juga memiliki perusahaan teknologi sekaligus menguasai media massa di kota tersebut. Di kota Ryme, Tim bertemu seorang jurnalis lepas bernama Lucy dengan Pokémonnya yakni Psyduck yang memperingatkan dia bahwa kematian Harry Goodman tampak misterius. Tim yang awalnya menganggap peringatan tersebut mengada-ada kemudian pertemu dengan Pikachu (sulih suara oleh Ryan Reynolds), Pokémon partner dari Harry yang selamat dari kecelakaan namun menderita amnesia. Bersama-sama, mereka mengungkap berbagai kejanggalan dari kecelakaan tersebut serta mengungkap motif besar dari segala keanehan yang terjadi di Ryme City, walaupun sangat berhesiko bagi nyawa dan karir mereka.
Keseluruhan cerita yang dibangun oleh penulis Dan Hernandez, Benji Samit, Derek Connolly dan sutradara Rob Letterman terasa membosankan. Di tengah-tengah film kami bahkan sempat tertidur karena lambatnya pembangunan cerita dan karakter di 30 menit pertama film. Latar belakang Tim sebagai anak yang kurang kasih sayang orang tua juga tidak terlalu kuat dipancarkan oleh Justice Smith. Cerita mengenai Pokémon yang kita kenal dari versi animenya tidak muncul sama sekali dalam film. Versi “Pokémon Detective Pikachu” hanya memasukkan jenis-jenis Pokémon dengan segala keanehan rupa dan kemampuan mereka tanpa memberikan konteks cerita yang kuat untuk membangun premis yang ada. Para penonton yang sebelumnya tidak familiar dengan Pokémon pun sepertinya agak susah mencerna film ini karena tidak dijelaskan jenis-jenis Pokémon yang ada serta kekuatan atau kelemahan mereka. Penulis naskah tampaknya berangkat pada anggapan bahwa semua penonton film ini adalah penggemar lama Pokémon yang sekedar ingin bernostalgia.
Twist yang dimasukkan pun mudah ditebak, belum ditambah jokes yang cukup garing untuk aktor selucu Ryan Reynolds. Ditujukan untun semua umur, jokes-jokes yang ditulis seakan ‘nanggung’. Tidak kekanak-kanakan namun juga tidak ditujukan untuk penonton dewasa yang menghasilkan pengalaman nonton di bioskop tanpa disertai derai tawa yang lugas. Kalau memang tujuan dari menonton film ini adalah membangkitkan kenangan terhadap Pokémon, lebih baik kami menonton anime-nya saja. Nilai plus dari film ini yang bisa kami berikan adalah detail yang diberikan pada tokoh Pikachu dan betapa menggemaskannya para Pokémon yang digambarkan tidak terlalu jauh dari versi animenya. Selain itu, lebih baik menyimpan uangmu untuk menonton “John Wick: Parabellum”, “Aladdin”, atau “Spiderman: Far From Home”.
Penulis: Novita Widia