Review: Akhir Petualangan Avengers Tersaji di “Endgame” [BEBAS SPOILER]
Ada tempat di neraka khusus bagi orang-orang yang hobi spoiler dan mengacaukan keseruan menonton suatu karya sinematik di layar lebar. Memahami betul kegelisahan mereka yang belum bisa atau sempat menyaksikan film terakhir dari seri Avengers yang diberi sub-judul “Endgame”, tim The Display memutuskan untuk mengulas film ini tanpa memberikan spoiler tentang keseluruhan plot dan twist apa saja yang terjadi di dalam film. Digadang-gadang menjadi sekuel terbesar dari Marvel Cinematic Universe dengan menggabungkan hampir seluruh superhero yang mereka miliki, “Avengers: Endgame” melanjutkan kisah tragis yang menjadi ending di “Avengers: Infinity War”. Setelah Thanos berhasil menguasai seluruh soul stone dan menjetikkan jari, separuh populasi jagat raya lenyap seketika dan menyisakan segelintir orang untuk bertahan hidup dan menghadapi masa depan yang tidak pasti. Sisa-sisa anggota dari Avengers pun tampak telah pasrah dalam menghadapi nasib mereka. Sebagian besar berusaha keras untuk move-on. Sedangkan sebagian lain tampak berkubang dalam kesedihan dan melampiaskan trauma mereka ke hal-hal yang negatif.
Dua film Marvel terakhir sebelum “Avengers: Endgame” dirilis adalah “Ant-Man and The Wasp” serta “Captain Marvel” dan keduanya berperan penting dalam melanjutkan plot yang dibangun di “Endgame” ini. Kalau kamu belum nonton kedua judul tersebut, kami sarankan agar menyaksikannya terlebih dahulu untuk menghindari kebingungan dan pertanyaan lebih lanjut di bioskop yang bisa jadi mengganggu penonton di samping kanan dan kirimu. Munculnya kembali sosok superhero yang dikira telah lenyap bersama dengan jentikkan jari Thanos membawa secercah harapan bahwa peristiwa naas tersebut bisa diatasi. Plot di awal-awal film berlangsung cepat dan sepertinya para pahlawan yang menyatukan sisa-sisa kekuatan mereka telah mantap untuk membalas dendam pada Thanos. Mengingat pengumuman bahwa “Endgame” akan memakan waktu 3 jam, tentu saja plot cepat di awal film hanyalah ilusi semata dari Joe dan Antony Russo, sang sutradara.
Berbeda dari plot “Avengers: Infinity War” yang cenderung terburu-buru dan terkesan sepotong-potong dalam menghadirkan adegan, “Avengers: Endgame” dirakit dengan sangat apik tanpa perlu mengorbankan durasi yang menjadi poin minus dari “Infinity War”. Alhasil, keseluruhan cerita berjalan dengan lebih seamless dengan berbagai cuplikan yang membawa nostalgia dari judul-judul Avengers sebelumnya. Menonton “Avengers: Endgame” bersama ratusan penggemar berat Marvel di satu waktu memberi sensasi tersendiri yang sepantasnya dilakukan di bioskop. Poin lain dari film ini yang tidak dimiliki oleh film Avengers sebelumnya adalah keberhasilan dalam menghadirkan dinamika emosi dengan berbagai spektrum mulai dari sedih, terharu, bahagia, kesal, hingga deg-degan. Satu-satunya hal yang kami sayangkan adalah sedikitnya screen time bagi seorang superhero yang kami pikir akan berperan besar di film ini. Lebih dari itu, Avengers telah menghiasi khasanah perfilman superhero selama 10 tahun terakhir, we love you 3000!