Hearts Beat Loud PosterReview: Hearts Beat Loud, Gambaran Susahnya Hidup Musisi Indie

Menjadi musisi yang sukses dan lagunya didengar banyak orang bisa jadi mimpi bagi beberapa orang, termasuk juga Frank Fisher, tokoh yang diperankan Nick Offerman dalam film “Hearts Beat Loud”. Menjadi musisi di masa mudanya, Frank harus menghadapi kenyataan bahwa karirnya tidak selalu berjalan mulus. Ia pun harus menghadapi kenyataan dengan berjualan rilisan fisik, yang masih berhubungan dengan mimpinya sebagai musisi. Ia dan istrinya membangun Red Hook Records di New York sembari membesarkan putri mereka, Sam Fisher yang diperankan oleh Kiersey Clemons. Meninggalnya sang istri serta mimpi sang putri untuk menjadi dokter daripada musisi, membuat Frank benar-benar terpukul. Menurunnya penjualan rilisan fisik pun memaksanya untuk menutup toko kesayangannya ini. Frank sadar bahwa ini waktunya untuk mendewasakan diri namun ia tidak mau menutup kemungkinan bahwa ia dan sang anak bisa membuat proyek musik yang sukses. Dengan bekal home-recording serta lagu buatan sendiri, Frank tanpa sepengetahuan Sam mengunggah lagu mereka di Spotify. Lagu tersebut mendapatkan perhatian khalayak dan mulai diputar di beberapa platform. Apakah dengan kepopuleran baru ini, Frank dan Sam akan meneruskan proyek mereka? Ataukah Sam tetap melanjutkan studinya sebagai dokter di California?

Hearts Beat Loud
Sam dengan Rose, kekasihnya.

Judul film “Hearts Beat Loud” adalah judul lagu yang diunggah ke Spotify dan berisikan perasaan Sam yang sedang jatuh cinta. Menuturkan alur cerita yang cukup alami dan realistis, film ini seakan menunjukkan masa depan suram sekaligus cerah dari kehidupan bermusik. Interaksi ayah dan anak yang memiliki kepribadian bertolakbelakang ini juga menjadikan film yang dirilis saat Sundance Film Festival 2018 ini dekat di hati. Konflik yang dibangun serta solusi yang dimunculkan pada film ini pun terkesan sangat dekat dengan realita. Alih-alih menghadirkan film yang happy ending dengan adegan yang bombastis, “Hearts Beat Loud” menunjukkan bahwa pada akhirnya life must go on. Terkadang jalan tengah serta solusi pun muncul dengan sendirinya, baik melalui teman, saudara, ataupun intuisi. Film ini cocok ditonton bagi para indie music lovers ataupun pemusik yang sekarang sedang berjuang untuk mempromosikan karya mereka. Tonton dulu yuk trailernya di bawah ini!

P.S.: Pengoleksi vinyl pasti ngiler melihat jajaran piring hitam dari musisi-musisi bertebaran di berbagai scene!

Reviewer: Bonifasius Eiji/Editor: Novita Widia