Mengekspose Tendensi Penyerangan Personal Lewat Musik Grunge A la Hompimpa
Malang kembali kedatangan kuartet grunge pendatang baru bernama Hompimpa. Hompimpa sendiri adalah sebuah side-project yang terdiri dari para personel band yang telah ada sebelumnya. Mereka adalah Iwan Ruby (Hutan Hujan/Colderra) pada vokal, Sockran Candra (Sumber Kencono) pada gitar, Bimo Dono seputro (Ekstremitas) pada gitar, dan Indra Zulkarnain (Fallen To Pieces/Stolen Visions) pada bass. Hompimpa mengkiblatkan music mereka ke arah grunge yang muncul di pertengahan tahun 80’s, terinfluens oleh Alice In Chains, Pearl Jam, dan tentu saja Nirvana. Mengawali langkah mereka di dalam industri musik, sebuah single yang berjudul “Ad Hominem“ dirilis sebagai singel debut. Judul “Ad Hominem” sendiri diambil dari istilah Argumentum Ad Hominem. Bagi yang belum tahu, istilah tersebut bisa diartikan sebagai “penyerangan terhadap pribadi/personal daripada isi dari pendapat seseorang itu sendiri”. Dalam ilmu logika dan argumentasi, ini adalah sebuah bentuk cacat berpikir logical fallacies karena si pembicara tidak membahas “argumennya” namun malah mengkritisi sisi personal lawan bicara yang tidak relevan dengan inti masalah.
Dalam lirik video yang mereka unggah di Youtube, Hompimpa ingin menyampaikan sebuah pesan dan mengekspose bahwa tendensi penyerangan personal kerap terjadi di kehidupan sehari hari dan juga di dunia maya, “Ad Hominem adalah tentang sesat pikir yang paling sering kita lakukan, sadar atau tidak. Ketika tak bisa melawan sebuah opini, selogis apapun itu, kita selalu punya jalan pintas untuk “menang”. Hompimpa tidak membuat sebuah solusi di lagu tersebut tetapi mereka ingin mengekspose sebuah masalah yang kerap terjadi di kehidupan kita sehari-hari.
Dari segi musiknya, terutama di telinga pecinta musik grunge yang telah mendengarkan band-band dengan seattle sound pada era pertengahan 80’s seperti Soundgarden, Nirvana, Pearl Jam akan merasa tidak asing setelah mendengarkan “Ad Hominem” oleh Hompimpa ini. Tetapi menurut kami, terdapat kekosongan yang membuat sound yang ditampilkan terkesan ‘nanggung’. Distorsi gitar yang bising dan kotor yang biasa menjadi ciri khas musik grunge kurang terdengar. “Ad Hominem” seperti kehilangan semangat para anak muda seperti yang tercium di track yang booming pada era 90’s seperti “Smells Like Teen Spirit”. Mungkin untuk pendengar baru yang ingin mencoba masuk dan mendengarkan musik grunge, Ad Hominem ini bisa menjadi pintu gerbang awal kalian untuk memulai perjalanan baru dalam menelusuri musik grunge
Penulis: Putra Vibrananda/Editor: Novita Widia