Review: “Darah Biru Arema 2” Menunjukkan Jati Diri sebagai Aremania Sejati
Film yang menceritakan tentang fanatisme fans terhadap sebuah klub olahraga bukanlah sesuatu yang baru. Tengok saja film “Green Street” dari Inggris yang menceritakan kefanatikan hooligans dalam mendukung klub sepak bola West Ham United atau “Bend It Like Beckham” yang menunjukkan kecintaan seorang fans terhadap David Beckham. Sebuah film besutan Paradise Picture, Equator Cinema, Kamera Malang, Profile Image Studio dan Tagarap Digital Agency berjudul “Darah Biru Arema 2” telah resmi diputar sejak tanggal 21 Juni 2018 di jaringan bioskop Movimax di kota Malang. Film ini merupakan kelanjutan dari film “Darah Biru Arema” yang dirilis pada tahun sebelumnya, namun ceritanya sendiri tidak berkesinambungan. Melalui sesi screening yang dibuka untuk awak media pada awal Juni lalu, kami menyaksikan kerjasama dari berbagai lini di kota Malang untuk mewujudkan film yang terinspirasi oleh Aremania, fans klub sepakbola Arema FC ini.
Film ini menceritakan tiga plot berbeda dengan aktor utama yang berbeda-beda pula. Terdapat cerita tentang Pacho, seorang pelajar SMP yang mengajarkan tentang kecintaannya terhadap bola pada teman sekelasnya yang baru pindah dari Jakarta. Ada juga cerita dari pasangan suami istri Rohman dan Anna yang merantau ke Kalimantan. Rohman yang terlalu fanatik dan menomorsatukan Arema dibanding keluarganya harus menghadapi situasi sulit ketika istrinya hendak melahirkan anak mereka. Terakhir ada cerita tentang kakak beradik, Sekar dan Sari yang sama-sama cinta pada Arema. Dinamika antara identitas mereka sebagai Aremanita (fans wanita Arema FC) dan pekerjaan menjadi benang merahnya. Ketiga plot ini berjalan sendiri-sendiri dan menyajikan sudut pandang berbeda-beda sebagai Aremania. Secara keseluruhan, plotnya mudah dipahami meskipun penonton tidak mengerti tentang sepak bola. Bahasa Malangan banyak mewarnai dialognya, dan untungnya ada subtitle bagi mereka yang tidak memahaminya. Bagi warga Malang, kamu bisa menyaksikan jalanan, pemandangan serta wajah-wajah familiar turut berpartisipasi dalam DBA 2.
“Darah Biru Arema 2” seluruhnya diproduksi oleh talenta-talenta lokal Malang dan ini sesuai untuk memenuhi visi dari para penggagasnya yang lelah akan industri perfilman yang cenderung Jakarta-sentris. “Malang dengan berbagai potensinya sangat sayang jika hanya dipakai sebagai lokasi syuting bagi film maker dari luar saja, untuk itu melalui project ini kita ingin mencoba menciptakan ekosistem industri yang kuat di Malang, salah satunya dengan melahirkan film ini.” Terang Vicky Arief sebagai produser dari DBA Film. “Untuk itu kita sangat membutuhkan support dan apresiasi dari banyak kalangan untuk karya yang sedang berjuang untuk tembus ke level nasional,” imbuhnya. Film ini akan diputar selama seminggu di jaringan Movimax Sarinah, Movimax Dinoyo Mall dan Aurora Malang City Point. Dengan target 12 ribu penonton, diharapkan film yang disutradarai oleh Taufan Agustyan ini akan menarik animo Aremania serta nantinya dapat diputar di jaringan bioskop lebih luas. Cek jadwal penayangannya di situs ini.