CoffeeIN Town 2018: Ajang Berkumpulnya Penggila Kopi di Depok!
Tidak dipungkiri kopi telah menjadi bagian dari urban lifestyle masyarakat di Indonesia terlepas dari usia, gender ataupun daerah asal. Untuk mengakomodir antusiasme terhadap kopi yang begitu tinggi, mahasiswa MICE Politeknik Negeri Jakarta mengadakan sebuah acara bertajuk CoffeeIN Town selama tiga hari berturut-turut. Dimulai dari tanggal 13 – 15 April 2018 di Hotel Bumi Wiyata Depok, acara ini mengusung konsep pameran kopi pertama dan terbesar di kota tersebut. Tidak hanya budaya membuat kopi atau menikmati kopi, para pengunjung diberikan edukasi lebih jauh tentang kopi dari dalam negeri, perkembangan kopi dari hulu ke hilir, serta peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan dengan kopi sebagai komoditas. Di hari pertama, acara dibuka oleh pengenalan terhadap Kopi Gayo asal Aceh. Terdapat sambutan yang dilanjutkan dengan demo Latte Art oleh SCAI yang memberikan kesempatan bagi pengunjung yang tertarik untuk membuat berbagai pola dengan menggunakan medium latte. Paduan foam, susu, dan kopi haruslah tepat dan dibutuhkan skill serta kesabaran untuk menghasilkan motif latte art yang diinginkan.
Sebuah kajian menarik tersaji saat talkshow “Indonesian Coffee Layers” oleh Ir.Dedi Junaedi, M.Sc sebagai Direktur PPHP Kementerian RI, Dhydha Maryudha selaku Pemilik Kedai Sagaleh, dan Eko Purnomowidi selaku Co-Founder Klasik Beans. Para pemateri memberikan edukasi tentang kondisi perkebunan kopi di Indonesia bersamaan dengan potensinya. Selain itu, mereka juga memfokuskan pada perkembangan bisnis kopi yang sedang menjadi trend di dalam negeri. Venerdi Handoyo sebagai Co-Founder ABCD School of Coffee dan Noverian Aditya sebagai Barista dan Coffee Farmer mengisi sesi talkshow di hari kedua tentang “Peluang Karir di Industri Kopi”. Tidak hanya sebagai barista, namun juga owner kedai kopi dan masih banyak lagi. Aktor yang juga pecinta kopi, Nino Fernandez juga mengisi talkshow “How to build Your Own Coffee”.
Acara kopi tidak lengkap tanpa kompetisi, dan dalam CoffeeIN Town diadakan pula lomba manual brewing yang diikuti 32 peserta. Cupping Testing with SCAI menjadi sesi seru di mana para pelatih workshop menguji kemampuan peserta untuk menebak jenis kopi, aroma, serta teknik brewingnya. Rangkaian acara CoffeeIN Town diakhiri dengan mengangkat kopi Bali sebagai fokus utama. Kompetisi Latte Art serta Workshop manual brewing dipadati oleh pengunjung yang sangat antusias. Solois Vira Talisa menutup gelaran pertama ini dengan tembang-tembang manisnya. Secara keseluruhan, CoffeeIN Town 2018 berlangsung meriah dan sarat makna. Semoga antusiasme tinggi terhadap kopi, terutama kopi dalam negeri terus dijaga dan kami menanti gelaran berikutnya! Simak informasi lebih lanjut mengenai CoffeeIN Town di Instagram @coffeeintown2018 atau Twitter @coffeeintow