Murder on The Orient Express ReviewReview: Murder On The Orient Express Gagal Adaptasi Novel Legendaris

Siapa yang tidak mengenal tokoh detektif legendaris asal Belgia, Hercule Poirot? Tokoh fiksi karangan Agatha Christie ini telah menjadi sosok utama di beberapa seri novel yang ditulisnya dan salah satu yang paling terkenal ialah “Murder On The Orient Express” yang dirilis pada tahun 1934. Dalam upayanya mengubah novel menjadi visual yang menjual, studio-studio Hollywood berlomba-lomba mengadaptasi novel ini menjadi film. Setelah diedarkan dalam bentuk film pertama kali pada tahun 1974, film ini dibuat ulang pada tahun 2017 dengan cast bertabur bintang seperti Johnny Depp, Michelle Pfeifer, Daisy Ridley, Penelope Cruz, Josh Gad, Judi Dench dan masih banyak lagi. Film bergenre crime, drama dan misteri ini dibesut oleh sutradara Kenneth Branagh dengan screenplay yang dibuat oleh Michael Green. Dalam film berdurasi 102 menit ini, kamu akan dimanjakan dengan pemandangan rute perjalanan dari kereta cepat Istanbul ke London dengan menggunakan Orient Express. Tidak diduga, perjalanan yang indah ini harus dinodai dengan sebuah insiden mengerikan ketika salah satu penumpang ditemukan tewas di dalam kompartemennya. Misteriusnya, ia mati dalam keadaan ditikam berkali-kali ketika ruangannya terkunci dari dalam. Ketigabelas penumpang yang turut serta dalam perjalanan itu tidak lepas dari tuduhan, dan tugas Hercule Poirot-lah untuk mengungkap kebenarannya.

Murder on The Orient Express Review
Cast film saat Gala Premier

Penonton diajak berpikir dan menerka-nerka sekaligus mengantisipasi pembunuhan berikutnya ketika kereta Orient Express harus berhenti karena terjebak badai salju. Visualisasi dalam film Murder on the Orient Express mungkin tidak akan semenarik saat membaca novelnya, namun pencapaian opera dramatis yang menawan membuat film ini layak untuk dinikmati. Memang sulit untuk memenuhi ekspektasi penonton yang telah hapal dan tumbuh besar dengan membaca novel-novel karangan Agatha Christie, namun setidaknya Branagh berhasil menyatukan nama-nama besar di Hollywood dalam satu frame. Satu lagi tambahan, pergantian adegan dalam penyampaian informasi yang disajikan relatif cepat. Jadi, bagi penonton yang belum membaca novelnya atau sama sekali tidak tahu tentang bagaimana detektif fiksional ini bekerja, akan menemui kesulitan dalam memahami kerangka besar kasus atau kehilangan beberapa momen penting yang mengacu pada adegan atau petunjuk berikutnya. Film yang digarap oleh rumah produksi Scott Free Productions dan didistribusikan oleh 20th Century Fox ini telah dapat dinikmati di bioskop-bioskop seluruh Indonesia dengan jam tayang reguler.

Penulis: Sukma Dharda/Editor: Novita Widia