I'm Sorry I'm Lost Melepas Debut EP "50:50"
By: Rexi Tegar Pratama
Interview: Bangkit Dari Keterpurukan, I’m Sorry, I’m Lost Akhirnya Lepas Debut EP “50:50”

(17/11) Bukan suatu hal yang mudah bagi sebuah band untuk ditinggalkan anggota yang notabene menjadi frontman atau founder dari proyek tersebut. Sayangnya, hal itulah yang dialami oleh grup post-rock asal Malang yakni I’m Sorry, I’m Lost. Berawal dari ide Rizky ‘Jabrik’, Ananda Krisna, dan Daniel Leo, band ini mengawali langkahnya di tahun 2015. Panggung ke panggung dan dari satu sesi rekaman ke sesi lainnya, band yang juga disebut ISIL ini mantap memasuki dunia musik Indonesia. Bertambahnya Chimeng sebagai personel ISIL semakin melengkapi formasi band ini. Satu single telah dirilis di tahun 2016 berjudul “I Hate You and Your Drama” dan menandai komitmen ISIL untuk memperkaya pilihan musik post-rock di Malang. Setelah single ini dirilis dan mendapat respon hangat dari para pendengar, lambat laun Rizky ‘Jabrik’ mulai menarik diri dari peredaran. Puncaknya ialah pernyataan bahwa ia tidak akan melanjutkan proyek ini bersama 3 kawan lainnya.

Tentu saja hal ini cukup mengagetkan personel lainnya, dimana mereka bersama-sama membangun mimpi untuk menciptakan sebuah album post-rock yang cukup personal. Rizky ‘Jabrik’ untungnya telah mengisi semua part rekaman yang diperlukan dalam album, namun tetap saja, apa yang harus dilanjutkan jika si empunya mimpi malah mengibarkan bendera putih? Dalam wawancara individu dengan Ananda Krisna, ia mengakui bahwa masa-masa itu adalah masa paling kelam bagi ISIL. “Saya coba kontak dia (re: Jabrik) di LINE, WA, SMS, bahkan Facebook tapi tidak ada balasan. Saya samperin ke rumahnya tapi dia nggak ada. Sepertinya Jabrik memang sengaja menghilang dan menjauh,” ungkapnya sambil sesekali mengisap rokok. Ananda dengan dua orang personel yang tersisa dihadapkan pada pilihan sulit, membubarkan band ini seutuhnya atau melanjutkan proyek tanpa adanya nahkoda.

Ananda mengakui bahwa dirinya berusaha menyibukkan diri sembari mencari jawaban dari rumitnya masalah tersebut. “Sembilan bulan ISIL bisa dibilang tidak produktif, saya sibuk dengan kerjaan saya sendiri begitu pula dengan Leo dan Chimeng. Masing-masing seakan masih berusaha untuk menutup kenyataan bahwa proyek ini stuck. Jabrik pun sudah nggak pernah kontak lagi dengan kita,” lanjut Ananda. Lalu, apa yang membuat band ini bangkit lagi? “Waktu itu saya tiba-tiba dihubungi oleh pihak studio rekaman dan saya langsung menuju tempat. Jujur saja, waktu itu ISIL masih belum membayar sewa studio serta mixing dan mastering dari album kami. Saya kaget waktu diberi tahu bahwa ISIL tidak perlu membayar semua sesi rekaman, karena Jabrik sudah membayarnya lunas,” imbuh pria berambut gondrong ini.

I'm Sorry I'm Lost Melepas Debut EP "50:50" ISIL
Ananda Krisna
By: Rexi Tegar Pratama

Pada titik itulah, ia dan kawan-kawan sadar bahwa mimpi Jabrik telah terpenuhi, yakni membuat album. “Saya dan teman-teman akhirnya sepakat untuk melanjutkan mimpi Jabrik. ISIL akhirnya mulai jalan lagi dan kami menemukan semangat baru untuk bermusik. Akhirnya saya kontak lagi teman-teman untuk melengkapi sisi visual dari album ini. Bintang Priyadmadi yang sebelumnya membuat artwork untuk single debut ISIL terlibat lagi untuk menggarap artwork album. Raveizal juga bersedia untuk membuat logo baru buat ISIL,” ucap Ananda. Selagi merampungkan pembuatan album pertama ISIL, Ananda dan kawan-kawan juga harus mencari alternatif lain untuk melengkapi formasi band untuk live performance. Bergabunglah Boim yang menggantikan posisi Jabrik sebagai gitaris di ISIL.

“Saya ketemu Boim awalnya dikenalkan anak-anak. Waktu saya nongkrong terus curhat kalo ISIL butuh gitaris baru, eh dikenalkan sama Boim. Saya tanya-tanya dia suka dengerin apa, ternyata selera dan pengetahuannya tentang post-rock cukup bagus. Saya tawarin dia gabung, tapi dengan ekspektasi rendah karena dia toh sudah tergabung di band MIKA. Ternyata dia menyambut baik, akhirnya kami mulai jamming-jamming lagi, latihan lagi dan setelah lama hiatus kami main pertama kali di suatu acara rokok,” ujarnya. Dengan jarak yang cukup lama setelah single pertama mereka, akhirnya ISIL melepas single kedua berjudul You Can Run, But You Can’t Hide”. Ananda mengungkapkan bahwa lagu ini berarti perjumpaan dan perpisahan dan didedikasikan salah satunya untuk Jabrik. “Tidak hanya lagu ini, EP kami yang berjudul ’50:50’ banyak memuat tentang perjumpaan dan perpisahan, seperti itu lah hidup. Akan selalu ada dua hal itu dan kebetulan kita juga mengalaminya,” imbuhnya.

I'm Sorry I'm Lost Melepas Debut EP "50:50" ISIL
By: Rexi Tegar Pratama

Ketika ditanya tentang adakah pesan yang ingin disampaikan pada Jabrik jika ia dimanapun berada, akhirnya membaca artikel ini, Ananda mengatakan, “Saya mewakili ISIL ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah jadi bagian dari kami. Sekarang kami akan melanjutkan mimpi kamu dan semoga kamu bangga dengan apa yang kami hasilkan.” I’m Sorry, I’m Lost yang sekarang memiliki 4 orang anggota juga memasukkan gimmick-gimmick menarik di tiap pertunjukkan live-nya dengan memasukkan additional guitar player yakni Raveizal Ario Sayoga yang juga merupakan member dari band Beeswax dan Shewn. Di panggung teranyarnya, ISIL juga memadukan permainan tiga set drum yang mengundang decak kagum dari penonton. Sekarang, ISIL yang baru telah lahir kembali dengan “50:50”, berisikan 5 lagu dengan durasi 37 menit 57 detik, mini album ini dirilis dalam format kaset pita via Barongsai Records. “Semoga EP ini bisa mendapat respon yang baik dari para pendengar dan kami harap ISIL bisa berjumpa dengan banyak orang dan mengunjungi banyak tempat karenanya,” tutup Ananda Krisna. Untuk pemesanan kaset bisa menghubungi @barongsairecords di Instagram.I'm Sorry I'm Lost Melepas Debut EP "50:50" ISIL

Penulis: Novita Widia